Soal Bedak TWSL Yang Bakal Ditata Ulang Pemkot, Komisi II Panggil DKUPP
Pihaknya masih memberi kesempatan kepada 11 pedagang yang hadir di acara RDP tersebut, termasuk 2 pedagang yang pertama kali menempati lapak.
Probolinggo, HB.net - Komisi II DPRD Probolinggo menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) soal rencana Pemkot Probolinggo menata ulang para pedagang dan Bedak di Taman Wisata dan Studi Lingkungan (TWSL), Rabu (9/2). Dalam hearing atau RDP itu, Komisi II langsung memanggil Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) serta 11 perwakilan pedagang di TWSL atau Bonbin Mini tersebut.
Sebelumnya, memang Komisi II mendapatkan pengaduan dari sejumlah pedagang terkait rencana Pemkot melalui DKUPP yang akan kembali merombak 20 pedagang serta berencana mengambil kunci untuk melakukan perubahan bentuk. Komisi II mengumpulkan semua pedagang dan DKUPP untuk mencari solusi agar para pedagang tidak dirugikan dan mendapatkan manfaat dari bedak yang mereka tempati.
Kepala DKUPP, Fitriani Jufri mengatakan, selama ini hanya 5 pedagang yang aktif berjualan, 6 pedagang buka-tutup, sedangkan 9 sisanya tidak pernah buka. Bahkan, ada lapak yang beralih-fungsi menjadi tempat tinggal.
Dari 5 lapak yang saban hari buka, rata-rata menjual kopi dan berfungsi toko pracangan. Padahal dari awal (2006) dibuka, lapak berlokasi di selatan TWSL tersebut untuk jualan oleh-oleh dan kuliner khas lokal. “Hanya 2 lapak yang ditempati orang pertama. Kemudian 18 kios sudah ditempati orang lain, bukan orang pertama,” tandasnya.
Fitri mengaku, tidak tahu pasti soal oper-alih lapak. Apakah dijual atau disewakan oleh penghuni pertama. Namun, informasi yang didengar, ada lapak yang dijual hingga laku Rp 40 juta. Karenanya, pemkot berencana menertibkan lapak yang dimaksud.
Pihaknya masih memberi kesempatan kepada 11 pedagang yang hadir di acara RDP tersebut, termasuk 2 pedagang yang pertama kali menempati lapak.
Ketua Komisi II, Sibro Malisi mengatakan, pemkot masih memberi kesempatan, termasuk pedagang yang sewa-menyewanya ke pemkot bukan atas namanya.
"Kami juga berharap kunci bedak TWSL jangan ditarik dulu. Berikan mereka kesempatan untuk berbenah. Selain itu, dia mengapresiasi agar Pemkot membatkalkan rencana pengambilan kunci bedak itu," ujar Sibro Malisi membacakan rekomendasi Komisi II.
Tak hanya itu, Komisi II juga meminta kunci agar jangan dulu diambil. Alhamdulillah teman2 komisi II bersama DKUPP sepakat memberikan kesempatan lagi untuk tetap menempati bedak. (ndi/diy)