Terapkan Prokes, RM Lestari Sediakan QR Code Peduli Lindungi

Dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat itu, seluruh rumah makan, kafe dan restoran diwajibkan menyediakan fasilitas untuk cuci tangan, handsanitizer, membatasi jumlah pengunjung, memberi jarak antar meja makan dan juga menyediakan aplikasi Peduli Lindungi bagi semua pengunjung.

Terapkan Prokes, RM Lestari Sediakan QR Code Peduli Lindungi
Salah Satu pengunjung RM Lestari saat melakukan QR code Peduli Lindungi.
Terapkan Prokes, RM Lestari Sediakan QR Code Peduli Lindungi

Bondowoso, HB.net - Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di Bondowoso memperbolehkan restoran, kafe dan warung makan beroperasi kembali namun dengan ketentuan yang berlaku atau secara terbatas. Hal itu demi meminimalisir penularan Covid-19.

Dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat itu, seluruh rumah makan, kafe dan restoran diwajibkan menyediakan fasilitas untuk cuci tangan, handsanitizer, membatasi jumlah pengunjung, memberi jarak antar meja makan dan juga menyediakan aplikasi Peduli Lindungi bagi semua pengunjung.

Hal tersebut, diterapkan oleh Rumah Makan (RM) Lestari Bondowoso yang beralamat di Jl. Ahmad Yani 62A ini. Menurut Manager RM.Lestari, Bimo Ariwibowo mengatakan, jika RM tersebut telah menyiapkan QR Code untuk setiap pengunjung yang datang.

“Kita sudah sediakan QR Code untuk nanti bila ada tamu bisa deteksi seperti apa,” ujarnya saat dikonfirmasi awak media, Selasa (9/11).

Menurutnya, untuk penerapan prokes pun telah berjalan dengan baik. Seperti halnya pihaknya telah mengatur jarak antara meja makan. “Tempat makan kita berjarak dan sudah 50 persen dari kapasitas seharusnya,” ungkap Bimo.

Tak hanya itu kata dia, seluruh pegawai Rumah Makam Lestari Bondowoso pun sudah melaksanakan vaksinasi Covid-19 dosis satu dan dua.

Meski saat ini pandemi Covid-19 ini sudah mulai melandai atau di PPKM level 3 ini jumlah pengunjung tidak terlalu ada peningkatan dibandingkan sebelum pandemi. “Masih belum pulih, masih sekitar 60 persen,” imbuhnya.

Bimo mengaku, sejak kondisi pandemi Covid-19 mulai parah yang artinya mencapai PPKM Darurat level-4, pihaknya terpaksa merumahkan separuh karyawannya. “Total sekarang ada 10 orang. Pertama kan kita rumahkan, mungkin mereka berpikiran mending gak ada kerjaan, ya cari job lain,” pungkasnya. (gik/diy)