Walikota Habib Hadi Berharap OPOP Berkembang di Pesantren
Kepala DKUPP Fitriawati saat menerima kunjungan audiensi Tim OPOP Provinsi Jatim dan jajarannya menjelaskan, bentuk kegiatan DKUPP dalam mendukung OPOP pada 2019-2020 dengan pelatihan kewirausahaan, studi referensi.
Probolinggo, HB.net - Sesuai dengan prioritas Gubernur Jawa Timur (Jatim) dalam bentuk “Jatim Kerja”, Pemda di Jatim wajib mengembangkan produk UMKM di pondok pesantren sebagai upaya menciptakan wirausaha baru santripreneur dalam produk unggulan Jatim sesuai Pergub Jatim 62/2020 tentang One Pesantren One Product (OPOP).
Kepala DKUPP Fitriawati saat menerima kunjungan audiensi Tim OPOP Provinsi Jatim dan jajarannya menjelaskan, bentuk kegiatan DKUPP dalam mendukung OPOP pada 2019-2020 dengan pelatihan kewirausahaan, studi referensi. Sasarannya adalah santriawan dan santriwati sebanyak 100 peserta di 33 Ponpes di Kota Probolinggo. Tak hanya itu, lomba santripeneur pun digagas DKUPP.
“Adanya audiensi dengan Tim OPOP Provinsi Jatim dapat bersinergi dengan program OPOP, terutama penguatan kelembagaan OPOP Kota Probolinggo, pendampingan di kualitas produk, peningkatan SDM, fasilitasi pemasaran dengan OPOP Jatim, maupun dari DKUPP juga menyiapkan untuk mendampingi pondok pesantren tersebut,” urai Fitri.
Senada, Wali Kota Habib Hadi dalam audiensinya mengatakan, melalui DKUPP siap untuk mensuport semua produk-produk sesuai dengan potensi yang ada. Tak dipungkiri karena selama ini memang pondok pesantren tidak pernah terlintas dalam kebijakan baik itu struktur maupun anggarannya.
“Pesantren ini adalah suatu aset bangsa yang bisa dikembangkan karena mereka syiar diagama. Tentunya harus dibekali ekonominya agar berkesinambungan. Saya berharap ada kebijakan dari pemprov untuk terus mengembangkan dan mendorong OPOP yang ada di daerah,” tutur wali kota yang berlatarbelakang santri ini.
Sekjen OPOP Propinsi Jatim, Gus Ghofirin mengaku, pemberdayaan ekonomi di pondok pesantren, salah satunya adalah Kopontren. Kopontren merupakan koperasi yang didirikan di lingkungan pondok pesantren guna menunjang seluruh kebutuhan warga yang berada di dalamnya.
“Di Jawa Timur ada 6 pesantren dan 1 ikut Kopontren. Didalamnya ada bantuan permodalan minimal Rp 50 juta dan di Kota Probolinggo belum ada yang mendapatkan,” terangnya. Untuk itu, pondok pesantren dapat melakukan praktek-praktek wirausaha, seperti lomba inovasi bisnis. (ndi/diy)