1087 Tahun Kabupaten Nganjuk: Bangkit, Berkah dan Barokah

1087 Tahun Kabupaten Nganjuk: Bangkit, Berkah dan Barokah

Nganjuk, HB.net - Dalam sejarah panjangnya, Kabupaten Nganjuk turut menorehkan jejak dalam kekayaan budaya Nusantara. Seperti yang kita ketahui, Kabupaten Nganjuk atau Anjuk Ladang atau Tanah Kemenangan telah menggambarkan kekuatan, kegigihan, dan keberanian masyarakat Nganjuk dalam meraih kemenangan.

Diceritakan, ketika Kerajaan Medang di Jawa Tengah mengalami kemunduran akibat perang antara Wangsa Sriwijaya dan Sanjaya serta meletusnya gunung Merapi mengharuskan raja Wawa memindahkan ibu kota kerajaan Medang. Keturunan Wangsa Sanjaya yang melarikan diri dari kejaran sekutu Wangsa Sriwijaya. Para pelarian tersebut dipimpin Rakai i hino Pu Sindok menuju ke arah timur gunung Lawu dan Wilis.

Antara gunung Lawu dan Wilis terdapat sebuah tempat yang bernama daerah Kakatikan Sri Jayamerta di bawah pimpinan Samgat/Sang Pamegat Pu Anjuk Ladang. Pu Sindok beserta seluruh pasukannya mendapat pertolongan dan perlindungan dari Samgat Pu Anjuk Ladang beserta rakyat kekatikan Sri Jayamerta. Setelah delapan tahun Pu Sindok bertahta membangun wangsa baru di daerah tepian sungai Brantas, sang raja menitahkan anugerah kepada Samgat Pu Anjuk Ladang beserta rakyat kekatikan Sri Jayamerta sebuah status Sima Swantantra,  sebuah daerah otonomi dalam pengaturan pajak daerah.

Pemberian dari raja Pu Sindok kepada Pu Anjuk Ladang beserta masyarakat Kakatikan Sri Jayamerta berwujud prasasti tugu kemenangan berbentuk curik, senjata dewa Wisnu yang disebut Jayastamba beserta candi Kabaktyan Sang Hyang Prasada Sri Jayamerta untuk mengenang jiwa keberanian masyarakat Kakatikan Sri Jayamerta. Prasasti tersebut memiliki penanggalan candra sengkala berupa kronogram candrasengkala mêmêt naga bernilai 8, cakra bernilai 5, sangkha bernilai 9. Hari Hariyang Pon Soma tanggal dwadasi suklapaksa (paro terang) bulan Caitra tahun 859 Saka, bertepatan hari Senin Pon, 10 April 937 Masehi.

Penetapan tanah menjadi sima merupakan peristiwa yang amat penting karena Sima Swatantra adalah anugerah tertinggi dari raja tentang status tanah wilayah. Penetapan tanah menjadi sima dilaksanakan dengan upacara ritual yang disebut dengan istilah manusuk sima. Dalam perkembangan nama Sri Jayamerta berubah menjadi wilayah Sima Pu Anjuk Ladang.

Di Tahun 2024 ini Kabupaten Nganjuk telah memasuki usia ke-1087.  Saat ini, Kabupaten Nganjuk dipimpin seorang Pj Bupati, Sri Handoko Taruna, S.STP., M.Si.  Pada era kepemimpinannya, tak sedikit pencapaian-pencapaian yang diraih Kabupaten Nganjuk.

Diantaranya adalah juara 2 Nasional Pemuda Pelopor Bidang Inovasi Teknologi, dengan Inovasi Teknologi Abang Sayang (Arang Brambang Saring Minyak); Peringkat 2 Daerah dengan Peningkatan Percepatan Harapan Lama Sekolah Tertinggi, Penghargaan di Puncak Hari Aksara Internasional ke-58 Tingkat Provinsi Jawa Timur atas Kinerja dalam Inovasi Literasi, Kabupaten atas Kinerja dalam Pembangunan Ekosistem Literasi;

Penghargaan Kategori Indeks Penerapan Sistem Merit dengan Nilai 260 dan Berpredikat Baik;  Penghargaan Kategori Indeks Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Nilai 89,2  dan Berpredikat Baik; Peringkat 3 Nasional Penghargaan Penganugerahan Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik (Opini Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik); Penghargaan Adipura; Juara 1 Kerapian dan Ketertiban Pasukan pada Upacara Gelar Pasukan, Peringatan Hari Ulang Tahun ke-74 Satuan Polisi Pamong Praja;  Peringkat 10 Terbaik dalam Sinergitas Penyelenggaraan Trantibumlinmas Tahun 2023 (Satpol Pp Kab. Nganjuk); Juara Harapan 2 Video Terbaik Pratoli Sijalinmataru 2024; Index SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) 3.62 Persen, Predikat Sangat Baik; dan pada tahun 2023, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nganjuk berada di 5.40%, di atas Provinsi Jawa Timur yang PDRB-nya 4.95%.

Sesuai tema “Nganjuk Bangkit, Berkah, Barokah”, diharapkan Nganjuk dapat terus bangkit, terus meraih prestasi-prestasi yang membanggakan, serta menjadi berkah dan barokah bagi seluruh masyarakatnya. Bahkan kepada seluruh warga di luar Kabupaten Nganjuk.

Tak hanya dari tema, namun logo HUT Kabupaten Nganjuk juga mencangkup seluruh kreasi dan inovasi serta harapan-harapan untuk Kabupaten Nganjuk. Logo  tersebut tergambar dengan angka ‘1087‘. Angka satu digambarkan dengan panah ke atas yang artinya melambangkan inovasi dan kreativitas yang terus dikembangkan untuk mendorong Percepatan Ekonomi yang adil dan merata.

Kemudian angka 0 pertama digambarkan dengan bawang merah yang melambangkan Kabupaten Nganjuk merupakan Kabupaten penghasil bawang merah terbesar di Jawa Timur. Kemudian angka 0 kedua digambarkan dengan figur mengangkat tangan yang melambangkan Masyarakat Nganjuk yang gigih dan ulet, dan pantang menyerah dalam mewujudkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Selanjutnya angka 8 berlambang figur saling bergandengan melambangkan semangat gotong royong  dan kerjasama semua elemen masyarakat dalam menjaga dan membangun Kota Nganjuk.

Yang terakhir angka 7 digambarkan dengan figur berlari yang melambangkan Masyarakat Kota Nganjuk yang terus bergerak untuk menghadapi segala perubahan dan tantangan dalam pembangunan nasional serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.

Dalam HUT ke-1087 ini, Pemkab Nganjuk juga menggelar serangkaian kegiatan. Diantaranya festival shalawat Al Banjari dan festival Anak Shaleh, pentas Seni pengisi acara pameran UMKM, pagelaran wayang kulit semalam suntuk oleh Ki Dalang Akbar Syah Alam dengan bintang tamu Niken Salindri, Silvi Kumalasari dan Dodok-Komet, Enom. Selain itu juga diumumkan pemenang  Fest Dance Competition, E-Sport (Free Fire &ML BB),  tenis lapangan kelompok umur,  tenis lapangan umum, bola voli antar SMA/SMK/MA, bulu tangkis beregu, lari cepat, senam SKJ 2022 & senam bugar Kemenkes. (bam/ns)