75 Persen Karyawan KBI Generasi Milenial
Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu menyampaikan bahwa Kementerian BUMN tengah berupaya agar 80 persen dari total karyawan BUMN adalah kaum milenial.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu menyampaikan bahwa Kementerian BUMN tengah berupaya agar 80 persen dari total karyawan BUMN adalah kaum milenial. Untuk saat ini, karyawan milenial di lingkungan BUMN mencapai 65 persen. Target ini menjadi Key Performance Indicator (KPI) yang dicanangkan dalam program transformasi BUMN, dan terus didorong untuk bisa terealisasi.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Fajar Wibhiyadi mengatakan, pihaknya tentunya sangat mendukung upaya Kementerian BUMN terkait karyawan dari generasi milenial. Untuk saat ini, dari 50 karyawan yang ada di KBI, 75 persennya adalah generasi milenial. Ke depan tentunya KBI akan terus meningkatkan prosentase generasi milenial untuk menuju 80 persen.
“Bagi KBI, tentunya tidak terjebak dalam jumlah karyawan milenialnya. Namun lebih dari itu. Tantangan yang ada adalah bagaimana mempersiapkan karyawan generasi milenial ini menjadi talenta-talenta unggul yang memiliki kompetensi dan menerapkan value AKHLAK, sehingga siap untuk menjadi leader-leader dimasa mendatang,” jelas Fajar Wibhiyadi, Senin (20/6).
Generasi milenial sendiri merupakan generasi yang lahir di rentang tahun 1980 sampai dengan 1996. Berdasarkan data BPS tahun 2021, generasi milenial Indonesia mencapai 69,38 juta jiwa, atau 25,87 persen dari total penduduk Indonesia. Generasi milenial ini menduduki peringkat kedua, dibawah generasi Z yang lahir pada rentang waktu tahun 1997-2021 dengan total sebanyak 74,93 juta atau 27,94 persen dari total penduduk Indonesia.
Terkait generasi milenial, riset yang dilakukan Alvara Research Center menyebutkan bahwa generasi milenial menyimpan potensi besar untuk bisnis. Dalam kesehariannya, generasi ini memiliki perilaku yang kecanduan internet, kencenderungan melakukan transaksi non-tunai, kemampuan multitasking, kerja cepat dan cerdas yang didukung teknologi, serta gemar berwisata. Namun, ada sisi lain dari generasi milenial yaitu memiliki loyalitas yang rendah.
Fajar Wibhiyadi menambahkan, dengan berbagai perilaku yang dimiliki generasi milenial, tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi KBI dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Untuk itu pengembangan SDM tidak hanya dilakukan untuk hard skill, namun juga dari sisi soft skill.
“Selain itu, penyiapan tempat kerja serta berbagai sarana pendukungnya juga disiapkan untuk mendukung kebiasaan dan gaya hidup para milenial. Untuk itu, ruang kerja dibuat lebih terbuka, dan juga disiapkan ruangan yang memungkinkan karyawan bisa bekerja dengan nyaman,” jelasnya.
Harapan pihaknya, ke depan generasi milenial yang saat ini ada di KBI, akan mampu mengambil tongkat estafet kepemimpinan di korporasi. Apalagi dengan adanya regulasi baru bahwa yang menjadi direksi tidak harus pensiun. Tentunya ini menjadi peluang besar bagi generasi milenial KBI untuk menduduki pucuk pimpinan di korporasi. “Saat ini di KBI terdapat 5 kepala divisi, dan 4 di antaranya dari generasi milenial, yang setiap saat bisa menduduki level pimpinan,” ungkap Fajar Wibhiyadi.
Keberhasilan KBI dalam memaksimalkan talenta-talenta milenial tercermin dalam kinerja korporasi. Di tahun 2021, KBI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp. 101,6 miliar, atau mengalami peningkatan 53 persen dibandingkan tahun 2020 dengan laba bersih sebesar Rp. 66,4 miliar.
Sedangkan dari sisi pendapatan, di tahun 2021 KBI berhasil membukukan pendapatan operasional sebesar Rp. 189,5 miliar. Sedangkan di tahun 2020 pendapatan operasional yang diperoleh mencapai Rp. 170 miliar.(rd)