Arus Peti Kemas di SPTP Naik 6,8 Persen
Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mencatat pergerakan peti kemas Januari-Maret 2022 di 27 terminal mencatat capaian 2,67 juta TEU’s.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mencatat pergerakan peti kemas Januari-Maret 2022 di 27 terminal mencatat capaian 2,67 juta TEU’s. Jumlah tersebut naik sekitar 6,8 persen jika dibandingkan periode yang sama 2021 yang mencatat 2,50 juta TEU’s.
Corporate Secretary SPTP Widyaswendra mengatakan, arus peti kemas tersebut terdiri dari 1,85 juta TEU’s peti kemas domestik dan 822 ribu peti kemas internasional. Jumlah ini merupakan konsolidasi dari 15 terminal peti kemas dan 7 anak perusahaan di bawah pengelolaan perseroan.
"Arus peti kemas domestik maupun peti kemas internasional pada triwulan pertama sama-sama mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Untuk peti kemas domestik naik 4 persen dan peti kemas internasional mencapai 13 persen," katanya, Rabu (13/4).
Ia menargetkan arus peti kemas 2022 sebanyak 11.641.285 TEU’s. Pihaknya optimis target dapat tercapai seiring sejumlah pembenahan yang dilakukan di terminal peti kemas. Mleliputi standardisasi dan digitalisasi bisnis proses, peningkatan kompetensi bagi pekerja, serta peningkatan keandalan peralatan penunjang kegiatan terminal.
"Standardisasi yang kami lakukan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas yang berdampak pada percepatan waktu singgah kapal di terminal (port stay). Sehingga kapal dapat segera berlayar dan diharapkan dapat memangkas biaya logistik," lanjutnya.
Ketua DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Timur Hengky Pratoko memprediksi kenaikan jumlah volume muatan selama bulan Ramadan dari Pelabuhan Tanjung Perak menuju sejumlah wilayah di luar Pulau Jawa mencapai 15 persen. Kenaikan tersebut tak lepas dari meningkatnya kebutuhan masyarakat saat Ramadan maupun Idul Fitri. Sebagian besar muatan tersebut berisikan bahan kebutuhan pokok.
"Pengiriman barang untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri biasanya sudah mulai meningkat sejak dua bulan sebelum hari raya. Ini dilakukan untuk menjaga ketersedian barang-barang kebutuhan masyarakat," terangnya.
Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Yayat Cadarajat menilai, kebijakan pemerintah terkait mudik akan meningkatkan konsumsi di daerah tujuan. Sehingga perputaran uang juga akan berbanding lurus dengan jumlah konsumsi masyarakat. Pihaknya berharap Ramadan dan Idul Fitri tahun ini dapat membantu mendongkrak perekonomian suatu daerah.(diy/rd)