Bangkitkan Perekonomian Masyarakat, DPRD Jatim Minta Pemprov Dukung Geliat Pariwisata
Anggota Fraksi PKB DPRD Jatim ini menjelaskan bahwa Efek Doppler (Doppler Effect) dari kebangkitan perekonomian sektor pariwisata cukup besar bagi pemulihan ekonomi kerakyatan.
SURABAYA, HARIANBANGSA.net - Pandemi Covid-19 yang melanda semua negara menyisakan pahit dan masalah yang belum terselesaikan, terutama di sektor pariwisata. Maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur diminta segera melakukan recovery untuk kembali menumbuhkan geliat ekonomi di sektor tersebut. Pernyataan itu disampaikan anggota Komisi B DPRD Jatim, Chusainuddin.
Chusainuddin mengungkapkan, hal ini merupakan PR besar bagi kita semua sebagai pemangku kebijkan. Ia melihat begitu besarnya animo masyarakat yang berbondong-bondong mendatangi tempat pariwisata setelah tiga hingga empat bulan ini masyarakat hanya berada di rumah alias stay and work at home.
"Sektor pariwisata jelas mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD) di luar non-migas yang tentunya harus kita dorong untuk segera bangkit. Pemerintah juga agar segera menggelontorkan insentif yang telah dijanjikan. Apalagi kita telah memasuki era new normal," tutur politisi yang akrab disapa Mas Udin ini, Selasa (7/7).
Anggota Fraksi PKB DPRD Jatim ini menjelaskan bahwa Efek Doppler (Doppler Effect) dari kebangkitan perekonomian sektor pariwisata cukup besar bagi pemulihan ekonomi kerakyatan. Karena itu, dorongan itu tidak cukup oleh para pemangku kebijakan saja. Tapi juga dukungan swasta dan para pelaku sektor pariwisata itu sendiri.
"Tentu dengan bangkitnya sektor ini juga akan membangkitkan sektor-sektor turunannya, seperti kerajinan, UMKM, restoran, perhotelan, even organiser (EO) dan banyak lagi lainnya,"ujar anggota Dewan Jatim dari daerah pemilihan Kediri Raya itu.
Mantan Kasat Korcab Banser Tulungagung ini mengingatkan, Presiden Jokowi juga sudah menyatakan akan ada perubahan tren pariwisata kini. Perubahan tersebut seperti akan lebih banyak masyarakat yang minat untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang sepi.
Karena itu, pandemi Covid-19 akan membuka sebuah perubahan tentang tren pariwisata di dunia. Di mana isu health (kesehatan), higienis (kebersihan), serta safety (kenyamanan), dan security (keamanan) akan jadi pertimbangan utama bagi wisatawan yang ingin melancong.
"Kita pun harus terus menerus mensosialisasikan atau mempromosikan tempat-tempat pariwisata favorit, agar bisa bersaing dan dikenal oleh dunia luar," pungkas alumni santri Pesantren PETA Tulungagung tersebut. (mdr/ns)