Banyuwangi Bangun Puluhan Infrastruktur Air Bersih

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengatakan, penyebab stunting bukan hanya satu faktor, melainkan multifaktor. Mulai dari praktik pengasuhan yang kurang baik, kurangnya akses ke bahan pangan bergizi, terbatasnya layanan kesehatan, hingga kurangnya akses air bersih dan sanitasi.

Banyuwangi Bangun Puluhan Infrastruktur Air Bersih
Proses pengerjaan pemipaan air bersih di Banyuwangi.

Banyuwangi, HB.net - Pemkab Banyuwangi terus menggencarkan langkah-langkah pencegahan dan penurunan angka stunting (gagal tumbuh). Salah satunya dengan membangun puluhan infrastruktur perpipaan guna memastikan ketersediaan air bersih hingga ke desa-desa.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengatakan, penyebab stunting bukan hanya satu faktor, melainkan multifaktor. Mulai dari praktik pengasuhan yang kurang baik, kurangnya akses ke bahan pangan bergizi, terbatasnya layanan kesehatan, hingga kurangnya akses air bersih dan sanitasi.

Menurut riset Kementerian Kesehatan, air bersih dan sanitasi mempunyai kontribusi 60 persen dalam upaya penurunan angka stunting pada anak. Atas dasar ini, selain menggenjot dari sisi perbaikan gizi pada ibu hamil dan balita, Ipuk juga menggeber berbagai program untuk mempermudah akses air bersih bagi masyarakat.

“Setelah tahun lalu kita fokus membangun sumur bor di sejumlah wilayah rawan air, tahun ini kita lanjutkan dengan program pembangunan jaringan perpipaan untuk mendukung distribusi air bersihnya. Harapannya, masyarakat bisa semakin mudah mengakses air bersih sebagai upaya mendukung penurunan stunting,” ungkap Ipuk, Sabtu (13/05/2023).

Kepala Dinas PU Pengairan Guntur Priambodo, menambahkan, program pembangunan jaringan perpipaan ini merupakan upaya pengembangan infrastruktur air bersih yang telah rutin dilakukan Banyuwangi.

“Pada dasarnya, ketersediaan infrastruktur air bersih di berbagai wilayah sudah tercukupi. Kalaupun tahun ini kita lakukan lagi, ini sebagai upaya pengembangan untuk menambah maupun pemeliharaan infrastruktur yang sudah eksisting,” ujar Guntur.

Total ada 71 titik pembangunan infrastruktur perpipaan yang tersebar di berbagai wilayah se-Banyuwangi, khususnya di wilayah rawan air dan daerah yang terdeteksi angka stunting tinggi. Diantaranya, Desa Sidowangi Kecamatan Wongsorejo, Desa Gumuk Kecamatan Licin, Desa Kebonrejo Kecamatan Kalibaru, Desa Bumiharjo Kecamatan Glenmore, dan lainnya.

“Pembangunan ini sesuai pengajuan dari masyarakat, menyesuaikan kebutuhan mereka. Selain pipanisasi, di sejumlah wilayah juga dibangun tandon, ada juga sumur bor baru untuk mendukung akses air bersihnya,” ungkapnya.

Tak sekadar pembangunan jaringan perpipaan baru, melainkan juga pemeliharaan terhadap jaringan perpipaan yang sudah rusak atau aus. Jaringan yang telah terbangun ini nantinya dihibahkan kepada Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) atau HIPPAM (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum) untuk pemeliharaannya.

Tahun ini, pemkab mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7 miliar khusus untuk intervensi gizi ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun (baduta) yang berisiko stunting. Dialokasikan ke 25 Kecamatan secara proporsional dengan melibatkan warung maupun pedagang sayur keliling. (guh/diy)