Banyuwangi Raih Peringkat Pertama Kinerja Pemkab Se-Indonesia
Banyuwangi meraih nilai tertinggi dengan 4,083 poin berdasarkan hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EPPD) tahun 2022, mengalahkan pemkab se-Indonesia.
Banyuwangi, HB.net - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi kembali menorehkan prestasi seiring dengan berbagai inovasi dan pembenahan yang terus dilakukan secara bertahap di daerah ujung timur Pulau Jawa tersebut.
Dalam upacara puncak peringatan Hari Otonomi Daerah (OTDA) yang diikuti kepala daerah se-Indonesia, Banyuwangi ditetapkan sebagai peringkat pertama kinerja pemerintah daerah untuk kategori kabupaten.
Penghargaan diserahkan langsung Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Tito Karnavian kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Kota Makassar, Sabtu (29/04/2023). Banyuwangi meraih nilai tertinggi dengan 4,083 poin berdasarkan hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EPPD) tahun 2022, mengalahkan pemkab se-Indonesia.
Penilaian dilakukan dari ratusan indikator, termasuk evaluasi dampak kinerja yang langsung dirasakan publik, seperti upaya penurunan kemiskinan dan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mengatakan, kinerja tersebut semakin memacu seluruh jajaran untuk memajukan daerah. “Sebagaimana arahan Pak Menteri Dalam Negeri, penghargaan ini bukan sekadar prestasi. Tapi, lebih kepada memotivasi semua yang ada di Banyuwangi untuk bekerja lebih keras lagi,” ungkap Ipuk.
Untuk meningkatkan kualitas otonomi daerah sendiri, Banyuwangi berfokus pada penuntasan urusan pemerintahan wajib yang didelegasikan kepada daerah. Baik yang berkaitan dengan pelayanan dasar maupun yang tidak.
“Saat ini, kita sedang berfokus pada perbaikan infrastruktur jalan. Kita targetkan tahun ini dapat memperbaiki dan membangun jalan sepanjang 550 KM,” paparnya.
Banyuwangi juga terus berupaya melakukan berbagai upaya pembenahan. Misalnya, untuk kemiskinan, berdasarkan data BPS, kenaikan kemiskinan di Banyuwangi selama masa pandemi 2020-2021 hanya 0,01 persen, merupakan kenaikan kemiskinan terendah di Jatim.
“Stunting juga terus kita turunkan. Saat ini berdasarkan bulan timbang, prevalensi stunting Banyuwangi 3,95 persen. Kita terus turunkan. Di antaranya lewat pemberian makanan bergizi gratis tiap hari kepada hampir 1.300 balita stunting dan ibu hamil berisioo tinggi,” jelas Ipuk. (guh/diy)