Banyuwangi Siapkan Rp 7 Miliar untuk Nutrisi Baduta
Nantinya kecamatan bekerjasama dengan warung atau penjual sayur keliling (mlijoan) untuk menyalurkan makanan bernutrisi, seperti telor, ikan, ayam, daging) kepada bayi dan dan bumil risti.
Banyuwangi, HB.net - Pada 2023 ini, Pemkab Banyuwangi mengalokasikan Rp 7 miliar untuk mempercepat penurunan stunting. Pemkab mengebut penurunan stunting atau balita dengan permasalahan tumbuh kembang. Hal ini dikatakan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
"Ini salah satu prioritas kami tahun ini. Sudah kita hitung, anggarannya disiapkan Rp 7 miliar, untuk intervensi nutrisi ke ibu hamil risiko tinggi dan bayi di bawah dua tahun atau baduta," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (05/01/2023).
Anggaran tersebut dialokasikan ke 25 Kecamatan. Nantinya kecamatan bekerjasama dengan warung atau penjual sayur keliling (mlijoan) untuk menyalurkan makanan bernutrisi, seperti telor, ikan, ayam, daging) kepada bayi dan dan bumil risti. Warung dan mlijoan nantinya akan dibayar oleh tim untuk proses penyalurannya.
"Jadi dengan program ini, selain bayi dan ibu hamil mendapat tambahan asupan nutrisi, warung-warung dan mlijoan juga mendapat manfaat. Ini juga upaya untuk meninggkatkan ekonomi arus bawah," jelas Ipuk.
Dengan menggandeng para pedagang sayur, memudahkan untuk memantau perkembangan bayi dan ibu hamil. "Biasanya pedagang sayur keliling ini mendapat banyak informasi dari masyarakat. Kalau menemukan bayi stunting dan ibu hamil berisiko tinggi, mereka bisa segera melaporkan," tambah Ipuk.
Dalam penanganan stunting, Banyuwangi telah mengidentifikasi data by name, by address, berikut faktor resikonya.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Banyuwangi, angka stunting pada 2022 sebanyak 2704 jiwa. Turun hamper 50 persen dari tahun sebelumnya yakni 4.371 jiwa.
Dari jumlah 2704 jiwa tersebut terdapat jumlah sasaran prioritas yakni 1296 jiwa yakni 792 bayi stunting di bawah 2 tahun dari keluarga miskin (0-2) stunting dan 504 bumil risti dari keluarga miskin. Setiap hari nantinya mereka akan mendapat alokasi Rp 15 ribu atau Rp 450 ribu sebulan selama setahun untuk menambah asupan nutrisi mereka.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Amir Hidayat, untuk penanganan stunting di setiap kecamatan telah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang diketuai Camat bersama Kepala Puskesmas, dengan anggota tenaga kesehatan, dan elemen kader lainnya.
"Tim ini bertugas melakukan monev dan input data secara realtime," kata Amir. (guh/diy)