Belasan Ribu Warga Banyuwangi Manfaatkan Program Lapor Bansos via Online

Program pelaporan online ini telah dibuka Pemkab Banyuwangi Sejak 26 Agustus lalu. Dari 16 ribu tersebut, telah terverifikasi sebanyak 11 ribu orang.

Belasan Ribu Warga Banyuwangi Manfaatkan Program Lapor Bansos via Online
Bupati Ipuk sedang membagikan bansos.
Belasan Ribu Warga Banyuwangi Manfaatkan Program Lapor Bansos via Online

Banyuwangi, Hb.net - Sekitar 16 ribu warga Banyuwangi memanfaatkan program Lapor Bansos melalui online bagi warga yang belum tersentuh bantuan sama sekali mulai disalurkan. Program pelaporan online ini telah dibuka Pemkab Banyuwangi Sejak 26 Agustus lalu.

Dari 16 ribu tersebut, telah terverifikasi sebanyak 11 ribu orang. "Tahap awal kemarin sudah kita salurkan 2.800 paket sembako. Secara bertahap, semua pengajuan akan mendapatkan sembako," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, saat menyerahkan bantuan paket sembako dari program pelaporan online, di kantor Kecamatan Glagah, Jumat (3/9).

Bantuan ini diutamakan bagi warga terdampak pandemi covid-19 yang belum pernah tersentuh bantuan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah. "Semoga sedikit bantuan dari pemkab ini bisa membantu Bapak/Ibu dan keluarga. Mohon terus bersabar dan tetap optimis kita bisa melewati situasi sulit ini," kata Ipuk.

Ipuk mengatakan, pemerintah pusat, provinsi, dan Pemkab Banyuwangi telah menyalurkan berbagai skema bansos yang menjangkau lebih dari 250 ribu keluarga yang masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Mulai dari PKH, BPNT, BLT Desa, BST Kemensos, BPUM, jaring pengaman Pemprov Jatim, dan bantuan APBD.

Namun, situasi di lapangan sangat dinamis. Pandemi covid-19 berdampak sangat luas sehingga pasti masih banyak warga yang belum terjangkau bantuan. “Intinya tetap bersabar. Jangan menyalahkan kepala desa, lurah, dan RT/RW. Insha Allah kami akan terus mencari cara agar masyarakat yang terdampak bisa mendapatkan bantuan,” pesannya.

Camat Glagah Astorik menambahkan, jumlah pelapor di Kecamatan Glagah sebanyak 295 orang. Setelah diverifikasi tersaring sebanyak 274 orang. “Sisanya tertolak oleh sistem karena beberapa alasan. Ada yang ternyata pernah mendapat bantuan, ada yang dari keluarga mampu, dan berasal dari luar daerah ,” kata Astorik. (guh/diy)