Belum Berizin, Tempat Wisata Nekat Buka

Pihak pengelola wisata alam yang berada di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang nekat buka usahanya meski belum ada izin dari dinas terkait.

Belum Berizin, Tempat Wisata Nekat Buka
Wisata alam Banyu Mili di Wonosalam yang mulai buka untuk umum. Aan Amrulloh/ HARIAN BANGSA

Jombang, HARIAN BANGSA.net - Pihak pengelola wisata alam yang berada di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang nekat buka usahanya meski belum ada izin dari dinas terkait. Wisata alam tersebut adalah Banyu Mili yang berada di Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam.

Dengan dalih persiapan masa transisi tatanan barul, pihak pengelola membuka usahanya untuk pengunjung ini sebagai evaluasi persiapan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Untuk persiapan menuju era tatanan baru sendiri, seluruh karyawan diwajibkan mengenakan alat pelindung diri, berupa masker, face shield, atau pelindung wajah dan sarung tangan. Alat pengukur suhu tubuh berupa thermo gun, tempat cuci tangan, hingga hand sanitizer juga disiapkan oleh pengelola wisata untuk para pengunjung.

Pengelola wisata juga menyiapkan cek poin di depan pintu masuk wisata. Setiap pengunjung yang datang dilakukan pengecekan suhu tubuh dengan alat thermo gun. Pengunjung diwajibkan memakai masker dan diminta mencuci tangan setelah melalui pengecekan suhu tubuh. Di dalam lokasi wisata, pengunjung juga diminta tertib untuk menjaga jarak aman.

“Kami masih banyak kekurangan terkait protokol kesehatan, makanya dengan ini kita lebih banyak evaluasi,” ucap pengelola wisata Banyu Mili, Hendro Kristianto pada sejumlah jurnalis, Minggu (21/6).

Saat disinggung apakah sudah berkoordinasi dengan pihak Pemkab Jombang terkait pembukaan kembali wisata Banyu Mili, pihak pengelola mengaku belum melakukan hal itu.

“Kami belum malakukan koordinasi secara resmi ke dinas, akan tetapi kami lebih ke evaluasi persiapan. Dan kalaupun nanti masih ada kekurangan berkenaan dengan protokol kesehatan, kami siap mengikuti arahan dari dinas terkait,” tegas Hendro.

Wisata yang berada di lereng Gunung Anjasmoro ini dibuka lantaran terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi. Di antaranya faktor ekonomi. Pasalnya, banyak sekali karyawan yang menganggur serta banyaknya produk-produk UMKM yang tak terserap selama penutupan tempat wisata.

“Kami ada 20 karyawan dari warga sekitar yang menganggur ditengah pandemi ini. Belum lagi banyak produk UMKM lokal. Mereka rata-rata mengeluh. Intinya ini lebih tepatnya proses pemulihan ekonomi,” tutur Hendro.

Pihak pengelola sendiri sudah pernah melakukan audensi dengan Pemkab Jombang terkait pengelolaan wisata ditengah pandemi Covid-19. Bahwa ada kesepakatan untuk setiap pengelola wisata harus menerapkan protokol kesehatan.

“Terakhir kita (para pengelola wisata Wonosalam) melakukan audensi, namun belum ada lampu hijau terkait tatanan baru ini. Akan tetapi disitu ada wacana protokol tatanan baru. Namun sampai hari ini belum diterapkan pihak Pemkab  Jombang,” katanya.

Hendro juga mengatakan jika pihaknya melakukan penutupan wisata ini sebelum Pemkab Jombang mengumumkan darurat Covid-19. Namun hingga hari ini pihaknya belum menerima surat edaran dari pemerintahan untuk melakukan penutupan area wisata selama pandemi.

“Kami tutup wisata ini inisiatif sendiri sejak 4 bulan lalu, sebelum Jombang ditetapkan sebagai darurat Covid-19, karena pengunjung sudah menurun drastis,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Jombang Mundjidah Wahab mengatakan, jika mendapati adanya tempat wisata yang nekat buka di tengah pandemi Covid-19 akan dilakukan tindakan tegas. Pasalnya, para pengelola wisata sudah membuat kesepakatan dengan pemkab. Ada sejumlah ketentuan yang harus diikuti.

“Ya ndak bisalah, nanti dulu. Itu akan dikenakan tindakan tegas oleh aparat. Kan kemarin sudah ada kesepakatan, persiapannya kayak gimana. Kalau sudah, baru pemberitahuan ke kita (Pemkab Jombang), selanjutnya dilakukan survei,” pungkasnya.(aan/rd)