Bengkel Sehat Mandiri untuk Penyandang Disabilitas Mental

Pemkot Surabaya meresmikan Bengkel Sehat Mandiri (BSM) yang berada di eks SDN Menur Pumpungan, Jalan Menur Pumpungan No 28 Surabaya, Senin (23/9).

Bengkel Sehat Mandiri untuk Penyandang Disabilitas Mental
Pemkot Surabaya meresmikan Bengkel Sehat Mandiri (BSM) yang berada di eks SDN Menur Pumpungan, Jalan Menur Pumpungan No 28 Surabaya.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Pemkot Surabaya meresmikan Bengkel Sehat Mandiri (BSM) yang berada di eks SDN Menur Pumpungan, Jalan Menur Pumpungan No 28 Surabaya, Senin (23/9). BSM merupakan pemberdayaan pengembangan wirausaha bagi penyandang disabilitas mental agar mandiri, sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya, Ikhsan menyampaikan, Pemkot Surabaya menyediakan layanan terapi model baru bagi penyandang disabilitas mental. Biasanya layanan itu berupa pendampingan melalui psikolog dan psikiater, tapi BSM menyediakan layanan pemulihan berupa terapi okupasi.

“Selain rehabilitasi untuk penyandang disabilitas mental, agar mereka sembuh dan produktif, Wali Kota Eri Cahyadi membuat Bengkel Sehat Mandiri. Karena Pak Walikota berkonsentrasi untuk kesejahteraan masyarakat Surabaya,” kata Ikhsan.

Melalui BSM, penyandang disabilitas mental diharapkan bisa mandiri dan produktif, agar tidak bergantung secara ekonomi kepada keluarga.  “Setelah terapi, dalam kondisi yang sudah baik mendapatkan pelatihan yang dibantu Disperinaker. Setelah diproduksi, juga dibantu dipasarkan sehingga mereka memperoleh penghasilan,” imbuhnya.

Ikhsan mengaku, BSM merupakan salah satu terobosan dan inovasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Pahlawan. Ia juga meminta dukungan seluruh pihak dalam menyukseskan program tersebut, untuk membantu mempercepat proses penyembuhan para penyandang disabilitas mental.

“Tadi sudah menyerahkan sejumlah bantuan untuk peserta, dan mereka sudah siap berkarya melalui peralatan tersebut. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk swasta dan Baznas atas dukungannya,” ungkapnya.

Jika, saat ini, BSM masih di satu titik maka tidak menutup kemungkinan untuk menyiapkan program serupa di tempat lain. “Sehingga memudahkan dan mendekatkan layanan. Mereka diberikan peralatan dan bisa dibawa pulang, dikerjakan di rumah untuk diproduksi, sudah bisa dijual sendiri atau dibantu dipasarkan pemkot,” jelasnya.

Hasil karya peserta BSM pun tidak kalah menarik, ada batik, sablon, hingga cookies. Ke depan, Pemkot Surabaya akan menyesuaikan model maupun kebutuhan yang diminati pasar. Melalui terapi okupasi tersebut, ia meyakini penyandang disabilitas mental bisa sembuh lebih cepat.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina menyampaikan, BSM merupakan layanan inovasi dari Pemkot Surabaya yang mengupayakan kemandirian individu melalui fasilitasi rehabilitasi psikiatri atau psikososial. Tidak  hanya berfokus pada penyakit tetapi pada kemampuan yang dimiliki masing-masing penyandang disabilitas mental.

“Rehabilitasi psikososial ini memiliki peranan dalam pemulihan bagi penyandang disabilitas mental, yaitu melalui dukungan pelatihan keterampilan untuk memfasilitasi pemulihan secara fungsional,” kata Nanik.

Sasarannya adalah penyandang disabilitas mental dari keluarga miskin (gamis). Mereka juga memperoleh pengobatan secara berkelanjutan dan dalam kondisi stabil. Harapannya mampu hidup mandiri tanpa tergantung pada orang lain.

“BSM mendapat dukungan penuh dari Baznas Surabaya dan swasta. Juga didukung dan dibantu oleh Kemensos RI melalui Setra Terpadu Prof Dr Soeharso Surakarta, dalam bentuk pemberian paket peralatan dan perlengkapan memasak, menyablon, membatik, serta menjahit, pada 15 Agustus 2024 kemarin,” pungkasnya.(ari/rd)