Berjasa di Sektor Transportasi, Profesor ITS Raih Penghargaan dari Menhub
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memberikan penghargaan kepada 15 tokoh yang berperan aktif.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memberikan penghargaan kepada 15 tokoh yang berperan aktif. Di antaranya dalam sektor pengembangan kebijakan transportasi.
Salah satu tokoh tersebut adalah Raja Oloan Saut Gurning, guru besar dari Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), yang berhasil diakui kontribusinya dalam memajukan sektor transportasi di Indonesia.
Penghargaan ini diberikan atas dukungan, gagasan, dan kontribusi aktif dari dosen yang akrab disapa Saut ini dalam mendorong kemajuan transportasi nasional. Selama pandemi Covid-19, ia kerap memberikan masukan penting terkait pengelolaan pelabuhan dan ketersediaan kontainer kosong untuk mendukung distribusi barang. Selain itu, Saut juga terlibat dalam Badan Kebijakan Transportasi, di mana perannya dinilai berkontribusi positif baik di internal maupun eksternal pemerintah.
Dalam evaluasi program Tol Laut, Saut menunjukkan komitmen kuat untuk terlibat dalam pengembangan proyek ini. Ia tertarik untuk terus berkontribusi dalam pengembangan program Tol Laut untuk kebaikan transportasi. “Hal ini dilakukan karena sebagai salah satu solusi yang strategis untuk memperkuat konektivitas antarpulau di Indonesia," ungkap dosen Departemen Teknik Kelautan ITS ini.
Salah satu hasil penelitiannya terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor perhubungan menghasilkan rekomendasi bagi pemerintah untuk menetapkan tarif pengguna jasa yang seimbang antara kepentingan negara dan masyarakat. "Kami ingin agar tarif jasa transportasi tidak terlalu memberatkan masyarakat, tetapi juga tetap membantu pendapatan negara," ujarnya.
Kepala Program Pascasarjana Teknik Kelautan ITS ini juga dikenal atas inovasi desain terminal apung di wilayah-wilayah terpencil seperti Kepulauan Nias, Kepulauan Sangihe, dan Maluku. Ia menjelaskan, "Dengan kondisi pantai yang dangkal, terminal apung ini adalah solusi yang lebih efisien dan dapat menekan biaya pembangunan infrastruktur di daerah tersebut."
Selain kontribusinya di sektor maritim, anggota Komisioner Surabaya West Acces Channel (SWAC) ini juga berperan dalam mendukung komunikasi antara pemerintah dan pelaku usaha, terutama dalam pengelolaan transportasi selama pandemi. Posisi Saut sebagai akademisi yang berada di tengah antara pemerintah dan pelaku usaha menjadikannya sosok yang mampu menjembatani kebijakan transportasi dengan solusi praktis di lapangan.
Ke depannya, menurut Saut, tantangan terbesar adalah di sektor transportasi publik. Salah satu visinya adalah pengembangan Mass Rapid Transit (MRT) di sekitar wilayah kampus ITS yang dapat menghubungkan kampus dengan bandara dan pelabuhan dengan harga terjangkau. “Kita butuh talenta-talenta hebat hingga tahun 2045 agar dapat menciptakan transportasi publik yang aman, nyaman, dan mudah dijangkau," tandasnya.
Dengan penghargaan yang diterimanya ini, Saut bertekad untuk terus bekerja keras dan berkontribusi lebih banyak dalam riset terkait transportasi berkelanjutan. "Penghargaan ini adalah motivasi besar bagi saya untuk terus mengembangkan transportasi yang efisien dan berkelanjutan di Indonesia," tuturnya.(rd)