BI Gelar Jatim Talk II, Dorong Penguatan Pertanian dan Agroindustri

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur (BI Jatim) berkolaborasi dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya kembali menggelar Jatim Talk II.

BI Gelar Jatim Talk II, Dorong Penguatan Pertanian dan Agroindustri
Pose bersama usai gelaran Jatim Talk II.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur (BI Jatim) berkolaborasi dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya kembali menggelar Jatim Talk II.

Kepala Perwakilan BI Jatim Doddy Zulverdi mengatakan, kegiatan ini tujuannya untuk meningkatkan pemahaman stakeholder daerah terkait urgensi penguatan sektor pertanian melalui hilirisasi. Serta menjadi forum diskusi dalam merumuskan rekomendasi strategis di wilayah Jatim.

“Keberlanjutan sektor pertanian di Jatim masih terdapat beberapa tantangan. Yakni penurunan produksi dan produktivitas di tengah peningkatan permintaan. Baik untuk konsumsi masyarakat, pakan ternak, dan input bagi industri pengolahan," katanya.

"Selain itu, pendapatan per kapita dan nilai tambah yang masih rendah, serta impor produk hulu-hilir pertanian yang masih tinggi menjadi disinsentif untuk meningkatkan produksi dan melakukan investasi," imbuhnya.

Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak dalam arahan strategisnya menekankan perlunya strategi perbaikan di sisi hulu sektor pertanian untuk mengakselerasi agroindustri.

Adapun rekomendasi utama yang diusung Kantor Perwakilan BI Jatim untuk merespon tantangan tersebut adalah pengembangan end-to-end pada sektor pertanian dari sisi hulu hingga hilir.

Sejalan dengan rekomendasi tersebut, Hermanto Siregar, salah satu narasumber Jatim Talk, turut menekankan pentingnya penguatan produksi, khususnya melalui pemanfaatan inovasi teknologi.

Sementara dari sisi hilir, Bustanul Arifin memaparkan terkait pentingnya hilirisasi industri dalam penguatan sektor pertanian. Di antaranya  melalui peningkatan produktivitas, teknologi, daya saing agroindustri, keterpaduan hulu-hilir, serta promosi investasi dan perbaikan digitalisasi.

Sedangkan Sahara menekankan perbaikan daya saing argoindustri mampu menjawab tantangan utama sektor pertanian di Jatim. “Dalam jangka panjang, agroindustri dapat mendorong peningkatan nilai tambah, meningkatkan produktivitas, serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja, yang kemudian dapat mengurangi tingkat kemiskinan,” jelasnya. (diy/rd)