Bupati Ipuk Ajak Promosi Budaya Banyuwangi
Ipuk juga turut membeli "Kembang Dermo" yang konon dipercaya sebagai sebuah media untuk tolak balak, mengusir penyakit, keselamatan maupun keberuntungan.
Banyuwangi, HB.net - Setelah menjalani prosesi ritual selama 7 hari, Senin-Minggu (24-30/04/2023), ritual adat Seblang Olehsari, di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi berakhir. Penutupan ritual yang merupakan salah satu rangkaian Banyuwangi Festival 2023 dihadiri ribuan pengunjung.
"Semua yang punya gadget ayo dikeluarkan. Kita bagikan tari mistis Seblang Banyuwangi ini di media sosial. Kita tunjukkan keunikan budaya yang ada di Banyuwangi," ajak Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, yang turut menyaksikan Tari Seblang Olehsari, Minggu (30/04/2022).
Ipuk juga turut membeli "Kembang Dermo" yang konon dipercaya sebagai sebuah media untuk tolak balak, mengusir penyakit, keselamatan maupun keberuntungan. Bunga itu ditancapkan di sebatang bambu kecil yang terdiri tiga kuntum bunga yang terdiri dari bunga Wongso, bunga sundel, dan pecari kuning.
"Tadi saya tanya apa makna kembang dermo kepada ketua adat, katanya selain sebagai simbol menolak bala. Bunga ini juga dipercaya mengundang jodoh. Untuk itu saya doakan pengunjung hingga saat ini selalu gagal dalam percintaan agar bisa cepat dapat jodoh," canda Ipuk.
Banyak pengunjung juga berebut membeli kembang. Salah satunya, Thomas Paradito (25), warga Grogol, Jakarta, mengaku membeli Kembang Dermo untuk dirinya sendiri. "Semoga pulang dari sini saya bisa segera mendapat jodoh," kata Dito, sambil tertawa.
Prosesi ritual penutupan Seblang Olehsari cukup sakral dan membuat semua penonton ikut larut dalam acara ini. Sang penari bukanlah orang sembarangan. Ia harus seorang gadis yang memiliki hubungan darah dengan para penari Seblang sebelumnya. Sang penari Selang kali ini bernama Dwi Putri Ramadani (19).
Pada prosesi terakhir ini, selain menari juga dilanjutkan dengan Ider Bumi. Penari bersama para pawang, sinden, dan seluruh perangkat keliling desa menuju 4 penjuru yang dianggap sebagai tempat bermula Desa Olehsari berdiri, hingga ke makam Mbah Buyut Ketut.
"Dengan melakukan prosesi seblang selama 7 hari, segala bala dan blai (bencana dan keburukan) telah hilang dari desa kami,” terang Ketua Sesepuh Adat Seblang, Ansori. (guh/diy)