Bupati Ipuk: Kunci Sukses itu Inovasi dan Kolaborasi

Dalam kesempatan itu, Ipuk menekankan, setiap inovasi hendaknya lahir dari kebutuhan masyarakat.

Bupati Ipuk: Kunci Sukses itu Inovasi dan Kolaborasi
Kegiatan seminar yang digelar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Banyuwangi, HB.net - Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, saat menjadi keynote speaker yang digelar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, memaparkan kunci kesuksesan penting transformasi di ujung timur Jawa itu terletak pada upaya inovasi dan kolaborasi.

"Masyarakat harus diberi kesempatan seluas mungkin mendapatkan akses pelayanan. Maka pemerintah daerah harus selalu berinovasi dan berkolaborasi dengan banyak pihak untuk memudahkan pelayanan, serta mempercepat pembangunan daerah. Inilah yang kami lakukan di Banyuwangi sehingga bisa bertransformasi seperti sekarang," kata Ipuk.

Dalam kesempatan itu, Ipuk menekankan, setiap inovasi hendaknya lahir dari kebutuhan masyarakat. "Jadi bukan seberapa banyak, namun seberapa besar inovasi tersebut berdampak pada masyarakat," tegas Ipuk.

Selain itu, kolaborasi yang melibatkan seluruh stakeholder juga dibutuhkan, termasuk yang melibatkan masyarakat. Banyuwangi bisa seperti sekarang, kata Ipuk, karena kinerja super tim. Semua OPD saling bersinergi dalam pelaksanaan program daerah.

"Seperti dalam penanganan stunting, bukan hanya Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial yang bergerak, melainkan juga dinas-dinas yang lain. Misalnya Dinas PU juga kami libatkan mengingat stunting juga disebabkan oleh faktor lingkungan," ujar Ipuk.

Di bidang pelayanan publik, Banyuwangi juga menggulirkan berbagai inovasi. Di antaranya, program Smart Kampung yang mendorong transformasi digital hingga ke level desa. Dengan teknologi informasi, pelayanan publik menjadi lebih mudah dan cepat.

“Mumpung di Banyuwangi, kami mengundang bapak ibu sekalian untuk mengunjungi Mall Pelayanan Publik ataupun Pasar Pelayanan Publik yang kita kembangkan,” ajaknya.

Acara yang diikuti oleh para akademisi dan praktisi di sejumlah instansi pemerintah itu, sengaja ditempatkan di bumi Blambangan karena dinilai bisa menjadi best practice pembangunan daerah.

“Keberhasilan Banyuwangi dalam membangun daerah ini diharapkan bisa menjadi best practice bagi para peserta untuk mewujudkan pemerintahan yang berkelas dunia di daerah masing-masing," ungkap Kepala Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Dr. Ferry Prasetya.

Transformasi yang dilakukan oleh Banyuwangi dalam melakukan penataan menejemen Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pelayanan publik adalah contoh yang patut ditiru. “Tidak semua daerah bisa sukses melakukan transformasi, Banyuwangi adalah salah satunya,” tegasnya. (guh/diy)