Bupati Jombang Berupaya Tuntaskan Banjir Tahunan
Banjir melanda Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang selama dua pekan pada awal 2021. Sedikitnya terdapat 900 jiwa yang terdampak di wilayah tersebut.
Jombang, HARIAN BANGSA.net - Banjir melanda Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang selama dua pekan pada awal 2021. Sedikitnya terdapat 900 jiwa yang terdampak di wilayah tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Jombang Mundjidah Wahab melakukan upaya berdasarkan hasil kajian dan evaluasi. Ada tiga penyebab utama sehingga banjir di Dusun Beluk tak kunjung surut dan berlangsung selama dua pekan.
Penyebab banjir, yakni tingginya curah hujan akibat dampak La Nina, banyaknya sampah sungai, serta peningkatan sedimentasi di sepanjang aliran sungai Afvour Watudakon yang melintasi Dusun Beluk.
Dijelaskan, beberapa minggu terakhir, intensitas hujan mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan kondisi hujan pada awal 2020. Dia menyebutkan, intensitas curah hujan pada Februari 2020 berada pada kisaran 59,40 mm. Sedangkan pada Januari 2021, intensitas curah hujan menyentuh angka 187,47 mm.
“Intensitas curah hujan sangat tinggi. Seperti yang sudah dijelaskan kadis PUPR tadi, ada peningkatan hingga tiga kali lipat,” jelas Mundjidah, di Pendapa Kabupaten Jombang, Sabtu (16/1).
Adapun penyebab lain dari banjir, yakni kondisi topografi Dusun Beluk yang lebih rendah dari muka air Sungai Afvour Watudakon. Terkait bencana yang melanda dusun tersebut, dia bersama anak buahnya telah melakukan evaluasi dan kajian, serta merumuskan sejumlah rencana untuk menanggulangi banjir tahunan di wilayah itu.
Dalam upaya menanggulangi banjir, lanjut Mundjidah, antara lain pembersihan sampah secara rutin di trash rack Afvour Watudakon agar tidak menghambat aliran air menuju Dam Sipon. Pembersihan sungai dari sampah juga dilakukan di sepanjang aliran sungai agar nantinya tidak menumpuk di bagian hilir Sungai Afvour Watudakon yang bermuara di Dam Sipon.
Sedangkan, untuk mencegah penumpukan sampah di bagian hilir, akan dibangun trash rack dan trash boom di anak Sungai Afvaour Watudakon.
“Persoalan sampah sungai harus kita selesaikan. Sosialisasi dan edukasi terus kita lakukan agar masyarakat tidak membuang sampah di sepanjang aliran sungai, karena itu bisa menyumbang terjadinya banjir di daerah hilir,” ujar Mundjidah.
Untuk menanggulangi banjir di Dusun Beluk, akan dibangun bozem, embung dan kolam retensi di daerah cekungan. Antara lain di Desa Jombok, Pojokrejo, Carangrejo, Kendalsari dan Blimbing, Kecamatan Kesamben.
“Kemudian langkah berikutnya, pengangkatan sedimentasi sungai. Ini kita lakukan bersama dengan pemprov dan pusat,” tutur Mundjidah.
Dalam jangka panjang, untuk penanggulangan banjir di Dusun Beluk maupun di daerah hilir Sungai Afvour Watudakon, akan dibuat sudetan di Desa Pojokrejo, serta sudetan di Desa Tempuran, Kabupaten Mojokerto. “Kemudian untuk penanganan jangka panjang, kita akan melakukan reboisasi di daerah hulu,” pungkas Mundjidah.(aan/rd)