Delapan Ancaman Bencana Mengintai, SMAN 1 Ngawi Belajar SPAB
Setidaknya ada 8 ancaman bencana yang mengincar Kabupaten Ngawi. Di antaranya adalah banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem yang hampir semua wilayah Ngawi berisiko tinggi. Kemudian, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), gempa bumi, longsor, dan wabah penyakit seperti Covid-19 dan demam berdarah (DB).
Ngawi, HARIANBANGSA.net – Setidaknya ada 8 ancaman bencana yang mengincar Kabupaten Ngawi. Di antaranya adalah banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem yang hampir semua wilayah Ngawi berisiko tinggi. Kemudian, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), gempa bumi, longsor, dan wabah penyakit seperti Covid-19 dan demam berdarah (DB).
Hal inilah yang menjadi salah satu alasan SMAN 1 Ngawi untuk ikut dalam Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Kegiatan ini merupakan kolaborasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur dengan Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur.
“Bahkan bencana yang baru-baru ini kami alami adalah karhutla di sekitar Gunung Lawu. Namun berkat kerja sama dengan berbagai pihak, akhirnya bisa tertangani. Dan kami mendapatkan penghargaan dari BNPB,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Ngawi Prajitno, Selasa, 27 Februari 2024.
Menurutnya, SPAB memang dikhususkan di sekolah. Oleh karena itu, perlu dukungan guru, siswa, komite sekolah, maupun tenaga pendidikan. “Karena perlindungan terhadap anak merupakan kewajiban kita semua. Harapannya yang ikut kegiatan ini bisa menginformasikan kepada orang-orang terdekat,” imbuhnya.
Sedangkan Sekretaris BPBD Jatim Andhika Nurrahmad Sudigda yang membuka acara ini mengatakan, ia yakin banyak yang tidak tahu SPAB. “Padahal ini penting. Tujuannya untuk penguatan seluruh warga sekolah karena bencana tidak pilih-pilih korbannya,” katanya.
Menurutnya, berdasarkan UU dan peraturan yang ada, SPAB ini wajib diadakan di sekolah-sekolah. Oleh karena itu, BPBD Ngawi tentu tahu ancaman bencana yang ada di wilayahnya sehingga punya alasan menentukan SMAN 1 Ngawi jadi lokasi SPAB ini.
Sedangkan Kasi Pendidikan Menengah Kejuruan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Madiun-Ngawi Lamiran memberikan materi sekolah aman bencana. “Penanggulangan bencana harus dilakukan terencana, terpadu, dan terkoordinasi yang melibatkan para pemangku kepentingan. Tujuannya untuk identifikasi sekolah pada prioritas rawan bencana,” jelasnya di hadapan para peserta.
Kepala SMAN 1 Ngawi Sunarta dalam sambutannya berterima kasih SPAB dilakukan di sekolahnya. Ia berharap kegiatan ini materinya bermanfaat bagi warga sekolah maupun di sekitarnya.
Sedangkan Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ngawi Prila Yuda Putra menyatakan bahwa ilmu kebencanaan itu menarik karena gabungan dari berbagai ilmu, seperti geologi, geodesi, geografi, dan ilmu lainnya. “Semoga kegiatan ini bisa direplikasi dan diduplikasi kepada sekolah-sekolah lain,” ujarnya.
Kegiatan SPAB ini dilakukan selama dua hari, Selasa-Rabu, 27-28 Februari 2024. Tiga fasilitator dari SRPB Jatim mendampingi sekitar seratus peserta berkegiatan. Di antaranya penyusunan dokumen kajian risiko, penyusunan Tim Siaga Bencana Sekolah (TSBS), videtron kebencanaan, perpustakaan mini, bebat bidai korban luka, pemadaman kebakaran, dan beberapa game menarik.(rd)