Diduga Palang Pintu Perlintasan KA Tidak Ditutup
Tidak ditutupnya palang pintu perlintasan diduga menjadi penyebab utama kecelakaan hingga menewaskan empat orang di perlintasan kereta api (KA) Gilang, Kecamatan Taman, Sidoarjo.
Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net - Tidak ditutupnya palang pintu perlintasan diduga menjadi penyebab utama kecelakaan hingga menewaskan empat orang di perlintasan kereta api (KA) Gilang, Kecamatan Taman, Sidoarjo.
Di lokasi memang ada palang pintu. Dan saat kereta hendak melintas, palang pintu tidak ditutup. Padahal, di sana juga ada petugas yang berjaga di pos perlintasan. Ketika kereta api hendak melintas juga sudah membunyikan bel. Tapi karena palang pintu terbuka, mobil itu melintas dan akhirnya tertabrak kereta.
Hal itu terungkap dalam gelar perkara yang digelar penyidik Unit Laka Satlantas Polresta Sidoarjo bersama Dishub Sidoarjo, Rabu (19/8).
"Gelar perkara dilakukan untuk menguatkan data dan fakta hasil olah TKP serta keterangan beberapa saksi. Dan sekarang perkara itu sudah dinaikkan statusnya, dari penyelidikan menjadi penyidikan," ujar Kanit Laka Satlantas Polresta Sidoarjo AKP Sugeng Sulistyono.
Dia tidak menyebut, apakah sudah ada tersangka dalam peristiwa ini. Hanya disampaikan bahwa semua pihak dalam gelar perkara itu sepakat telah terjadi kelalaian hingga mengakibatkan kecelakaan itu.
"Kesimpulannya itu, ada kelalaian dalam peristiwa ini. Selanjutnya, penyidikan bakal dilakukan dengan memintai keterangan sejumlah saksi," urainya.
Dalam gelar perkara, selain meminta pendapat Dishub terkait protap penjagaan perlintasan, paparan hasil olah TKP, dan keterangan para saksi, juga dilakukan simulasi.
Kereta dan mobil digantikan mainan, lalu lokasi digambar pakai poster besar. Dengan simulasi itu, petugas bisa menguatkan hasil olah TKP dan keterangan beberapa saksi terkait peristiwa ini.
Senin lalu, sekira pukul 13.00 WIB, mobil melaju dari selatan. Palang pintu perlintasan terbuka, sehingga Kijang LGX melintasi perlintasan kereta api tersebut.
Sementara dari barat melaju Kereta Api Sritanjung jurusan Yogyakarta - Surabaya dengan kecepatan tinggi. Sekitar seratus meter sebelum perlintasan, kereta sudah membunyikan belnya.
Pas di perlintasan, mobil yang ditumpangi enam orang warga Jojoran, Gubeng, Surabaya itupun tertabrak bagian kiri belakang. Saking kencangnya, mobil sampai terpental sekira 27 meter.
Mobil pun hancur. Tiga orang tewas di lokasi kejadian, sopir Mahendra Wicaksono (39), istrinya Nina Pramudianasari (38), dan anaknya bernama Azam yang berusia 4 tahun.
Dua korban luka, Abizal (3) dan Ardian (8) dilarikan ke RS Siti Khodijah. Senin sore, Abizal menghembuskan napas terakhirnya dalam perawatan di rumah sakit. Sementara Ardian masih menjalani perawatan.(cat/rd)