Dinkes Jatim Berikan Pelayanan Komprehensif Kasus Kanker
SURABAYA, HARIAN BANGSA - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif, khususnya kanker. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018, prevalensi kanker di Jatim adalah 2,2 per 1.000 penduduk. Jika dikonversikan dengan jumlah penduduk Jatim, maka jumlah pasien kanker ada 86.000 atau meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang prevalensinya sebesar 1,6 per 1.000 penduduk.
Sedangkan, prevalensi kanker pada perempuan di Jatim berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018, lebih banyak jika dibandingkan dengan laki-laki.
"Perempuan= 3,5 per 1.000, sedangkan laki-laki = 0,8 per 1.000," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, Herlin Ferliana kepada media, Selasa (4/02).
Prevalensi kanker pada penduduk perkotaan yakni 2,6 per 1.000 lebih tinggi jika dibandingkan dengan penduduk pedesaan yakni 1,7 per 1.000. Lebih lanjut, Herlin menerangkan, tahun 2019 kasus kanker di Jatim tertinggi yakni kanker serviks sebanyak 13.078 orang. Kemudian, tumor payudara sebanyak 12.860 yang terdiri dari laki-laki 674 orang dan perempuan 12.186 orang. Lalu kanker payudara sebanyak 9.099 terdiri dari laki-laki 592 orang dan perempuan 8.507 orang.
"Untuk menanggulangi kanker di Jatim, kami telah menyiapkan fasilitas kesehatan sepert promosi kesehatan yang menggunakan seluruh saluran media dengan melibatkan peran serta masyarakat. Promosi ditekankan pada perilaku CERDIK yakni Cek kesehatan, Enyahkan Asap Rokok, Rajin olahraga, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress," beber dia.
Kemudian, preventif yakni dengan melakukan imunisasi hepatitis B, imunisasi Human Papiloma Virus , pengobatan hepatitis C, deteksi dini kanker servik dengan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dan Pap Smear, Sadanis (Pemeriksaan Payudara secara Klinis).
"Kami juga menyediakan rujukan untuk Cryo bila hasil IVA positif. Pengobatan yang didukung oleh BPJS dengan menyiapkan rumah sakit rujukan yang mampu memberikan pengobatan kanker secara paripurna serta rehabilitasi sebagai dukungan paliatif," ungkapnya.
Penguatan peran serta masyarakat dengan melibatkan Ormas dan Yayasan yang peduli pada kanker juga dilakukan. Serta peningkatan kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini secara mandiri, misalnya melalui SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).
Dinkes Jatim berpesan kepada masyarakat, untuk membiasakan hidup sehat dengan menghindari bahan-bahan yang bersifat teratogeni (penyebab kanker), misalnya asap rokok, plastik pada makanan, bahan tambahan pangan yang berbahaya.
Maksanakan perilaku CERDIK untuk menurunkan risiko kanker dan penyakit tidak menular yang lain. Lalu segera memeriksakan diri bila menemui kondisi yang tidak biasa pada saat melakukan SADARI atau menemuai benjolan yang biasanya tidak ada, atau perempuan yang mengalami keputihan.
"Kami mengajak seluruh anggota masyarakat, termasuk akademisi, dan kalangan dunia usaha untuk berperan aktif dalam mencegah, mengobati kanker serta memberikan dukungan pada pasien kanker, sesuai tema Hari Kanker Sedunia," pungkas dia (mid/ns)