Diskop UMKM Dukung Pemulihan Ekonomi Masa Pandemi
Menghadapi adaptasi kebiasaan baru (AKB), Dinas Koperasi dan UMKM melakukan berbagai upaya dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi koperasi dan UMKM Jawa Timur (Jatim).
Surabaya, HARIAN BANGSA.net - Menghadapi adaptasi kebiasaan baru (AKB), Dinas Koperasi dan UMKM melakukan berbagai upaya dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi koperasi dan UMKM Jawa Timur (Jatim). Lima aspek yang perlu diperkuat mendukung upaya tersebut adalah kelembagaan, SDM, produksi, pembiayaan, dan pemasaran.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Mas Purnomo Hadi menjelaskan, untuk memperkuat kelembagaan, pihaknya mendorong agar UMKM maupun IKM bergabung dengan koperasi.
"Kami juga proaktif bersosialisasi terkait pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi yang dilakukan secara daring sebagai bentuk dari AKB koperasi," katanya, Selasa (1/9).
Kedua, meningkatkan kualitas SDM pengelola koperasi dan UMKM, pihaknya memiliki platform pembelajaran jarak jauh atau e-learning Si Jawara (Sistem Informasi Pembelajaran dan Peningkatan Wawasan Perkoperasian) yang dapat diakses melalui website maupun diunduh di Google Play Store.
"Ketiga untuk meningkatkan produksi UMKM dan IKM. Kami memfasilitasi pendaftaran merek dan kemasan. Serta standarisasi untuk produk UMKM, yang berkolaborasi dengan talenta-talenta muda yang tergabung di Millenial Job Centre (MJC) Pemprov Jatim," ujarnya.
Pihaknya juga memfasilitasi pembuatan logo dan desain kemasan yang berdaya saing untuk produk UMKM. Dan untuk meningkatkan layanan konsultasi melalui Klinik KUKM (Business Development Centre /BDC), saat ini tersedia layanan konsultasi secara daring dan pelatihan singkat yang juga dilakukan secara daring.
Untuk meningkatkan akses pembiayaan, pihaknya mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dilakukan pemerintah pusat dan melakukan percepatan dalam perluasan akses pembiayaan melalui bank atau nonbank. Dalam PEN telah dilakukan restrukturisasi kredit UMKM, insentif pajak untuk UMKM, serta penyediaan kredit murah melalui Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara).
Sedangkan percepatan perluasan akses pembiayaan dilakukan melalui pendampingan. Untuk akses pembiayaan dana bergulir Pemprov Jatim yang disalurkan oleh Bank Jatim dan Bank UMKM Jatim serta kolaborasi dengan BUMN, BUMD dan swasta untuk penyaluran CSR perusahaan guna mendukung pemulihan ekonomi UMKM di Jatim.
Kelima, yakni pemasaran. Untuk pemasaran secara daring, Diskop UKM Jatim berkolaborasi dengan e-commerce memfasilitasi pendampingan bagi UMKM yang akan memulai memasarkan produknya secara online.
Selain itu, Diskop UKM juga membuat katalog digital untuk memasarkan produk-produk di galeri batik serta Cooperative Trading House (CTH) Koperasi UKM Jawa Timur.
Sejauh ini, total UMKM di Jatim 9,78 juta. Angka ini berdasarkan hasil Sensus Ekonomi Tahun 2016 dan Survei pertanian antarsensus tahun 2018 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Jawa Timur.
"Kondisi pandemi ini tidak menutup kemungkinan jumlah UMKM mengalami perubahan. Baik yang tutup atau menjadi UMKM baru di masa pandemi," ujarnya.
Dari total 9,78 juta UMKM tersebut, 52,8 persen merupakan UMKM di sektor pertanian, yaitu sebanyak 5,16 juta. Sedangkan 47,2 persen sisanya (4,61 juta) merupakan usaha non-pertanian.
Dengan didominasi oleh lapangan usaha perdagangan besar, reparasi dan perawatan mobil serta sepeda motor sebesar 2,06 juta UMKM (44,78 persen), industri pengolahan sebesar 853,9 ribu UMKM (18,49 persen), penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum sebesar 819.483 UMKM (17,74 persen) dan 12 sektor lainnya sebesar 18,99 persen.
UMKM yang berada di berbagai sektor tersebut menyebabkan pembinaan tidak dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM saja tetapi juga di beberapa OPD dan instansi terkait baik BUMN, BUMD, maupun instansi lain sehingga harus dilakukan sinergi dan kerja sama dalam pemberdayaan UMKM.(sby1/rd)