Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung Supriyanto Dharmoredjo Ajak RSUD Mandiri dan Berteknologi
Di bawah kepemimpinan Direktur Dr. Suprinyato Dharmoredjo, Sp. B, FINACS, M. Kes, RSUD dr Iskak Tulungagung mampu mencapai prestasi internasional. Rumah sakit terbaik di Dunia kategori “Social Responsibility” dalam ajang konggres Rumah Sakit sedunia di Muscat Convention and Exhibition Centre Oman tanggal 08 November 2019 lalu. Bukan jalan yang mudah untuk mencapai prestasi tersebut sebagai RSUD apalagi dengan biaya pengobatan yang sangat mahal belakangan ini. Kiat dan inovasi apa saja yang diterapkan dr Iskak untuk mencapai hal itu? Berikut wawancara wartawan HARIAN BANGSA, Fery Wahyudi dengan Direktur RSUD dr Iskak Supriyanto.
MENGAWALI percakapan, Supriyanto menjelaskan, RSUD di kabupaten lain juga bisa mencapai seperti apa yang dicapai oleh RSUD dr Iskak Tulungagung. Tinggal bagaimana mereka bisa berinovasi dengan menerapkan berbagai sistem yang ada. Di Tulungagung tidak sekadar dalam gagasan besar saja, tetapi langsung diterapkan dalam pelaksanaan.
Realisasinya seperti apa?
RSUD dr Iskak adalah salah satu Rumah Sakit Daerah yang paling mandiri dan paling tahan, ini seharunya juga bisa dicapai oleh RSUD yang lain. Meskipun delapan puluh persen paseian yang berobat merupakan pasien BPJS, kami tidak merasa terganggu dan tetap bisa mandiri. Menurut kami sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan berbasis BPJS Keaehatan saat ini adalah sebuah sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan terbaik yang pernah diterapkan Indonesia. Bahkan saat ini kami tidak bergantung pada APBN maupun APBD.
Dari angka 87% dana operasional didapatkan dari pendapatan sendiri, sementara hanya 13% saja mengunakan dana dari pemerintah untuk gaji PNS berjumlah 30% dari total Karyawan RSUD.
Bagaimana RS dr Iskak menerapkan pelayanan jika tanpa dana APBN maupun APBD yang besar sebagai mana Rumah Sakit lain di Indonesia?
Yang penting rumah sakit harus mampu menyakinkan pada pasien untuk memberikan pelayanan yang prima pada masyarakat dengan langkah nyata. Rumah sakit harus mampu menarapkan semboyan ‘tidak boleh ada satupun pasiean yang ditolak “hanya” karena alasan tidak ada dana untuk berobat. Artinya, rumah sakit akan memberikan biaya gratis bagi paseian non jaminan kesehatan yang tidak mampu. Misalnya, pelayanan kelas tiga penuh, pasien kelas tiga tidak bisa ditolak, mereka bisa ditempatkan di kelas atasnya. Tatkala ada tempat di kelas tiga baru dipindah sesuai haknya. Intinya, tidak boleh ada satu orang pun yang tidak bisa menikmati fasilitas dan layanan rumah sakit karena alasan biaya.
Semua paseian harus ditolong karena pada dasarnya orang sakit harus segera diobati dan diberikan layanan yang layak untuk mereka, itu yang sudah diterapkan di sini.
Selain itu apa?
Rumah sakit harus mampu memadukan new concept management hospital yaitu “Low Cost, Hight Quality and Social Responsibility” dengan program public service center (PSC). Rumah sakit yang bagus memang banyak. Teknologi dan dokter yang canggih juga banyak, namun yang paling penting adalah tingkat kesembuhan dan keterjaminan orang yang berkunjung di rumah sakit dilayani dengan baik sesuai pesoman praktek klinis atau tidak itu yang paling penting dan paling prinsip.
Apa semudah itu untuk diimplementasikan?
Untuk mencapai seperti itu bukan pekerjaan yang mudah dan tidak semudah yang dibayangkan semua orang. Perlu sistem yang baik dan menajereial yang kuat. Semua perlu kerja keras dan melibatkan semua pihak yang ada di rumah sakit di semua lapisan.
Seperti yang dilakukan RSUD dr Iskak adalah menyinergikan administratif dan managemen klinik. Kolaborasi bisa langgeng karena dilandasi keterbukaan. Managemen terbuka kepada siapa saja sehingga terjadi kesepakatan untuk melakukan sesuatu yang lebih besar bersama-sama. Ini yang tidak mudah.
Contoh kongkritnya di RSUD dr Iskak Apa?
RSUD dr Iskak sebenarnya sama juga dengan RSUD yang lain yakni sama-sama menerapkan teknologi internet untuk layanan pada masyarakat. Prinsipnya yang utama saat ini, masyarakat ingin mendapatkan pelayanan yang cepat, mudah, ada kepastian dan tepat waktu dalam pelayanan.
Seperti yang sudah berhasil di RSUD Iskak Tulungagung, mampu menerapkan pelayanan unggulan yang berbasis teknologi informasi seperti program sistem Si Poetri (Sistem Pendaftaran pasien Online Tanpa Antre), Si Tole (Sistem Pendaftaran pasien Nutul Dewe), Sistem TEMS (Tulungagung Emergensi Medical Service) semua mengunakan teknologi internet. Rumah sakit dalam memberi pelayanan harus bisa mengikuti perkembangan zaman untuk menjawab tuntutan yang ada di tengah masyarakat.
Dengan tidak bermaksud membanggakan diri, antar rumah sakiat di Jawa Timur seharusnya bisa saling belajar dan mengisi untuk memperbaiki kekurangan masing-masing. Misalnya saja dapat membuat program yang sama dengan cara mengutip atau dapat dijadikan referensi dari RSUD dr Iskak, yang mana sudah berhasil dan sudah terbukti dari prestasi prestasi yang sudah ada. Dengan cara seperti ini, RSUD di Jawa Timur bisa saling dukung dan maju bersama-sama. (*)