Disbudpar Jatim Geber Kampanye Pelestarian Ludruk di Surabaya, Lakon Sarip Tambak Oso Hibur Pengunjung Kota Lama

Disbudpar Jatim Geber Kampanye Pelestarian Ludruk di Surabaya, Lakon Sarip Tambak Oso Hibur Pengunjung Kota Lama
Dwi Supranto, Kabid Kebudayaan Perwakilan Disbupar Jatim mewakili Kadisbudpar Jatim saat sambutan pembukaan.

Surabaya, HB.net –Guna mendukung pelindungan dan pengembangan seni, khususnya ludruk, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur  menyelenggarakan pagelaran seni ludruk dengan lakon “Sarip Tambak Oso”, di Kota Lama Surabaya, Minggu (20/10/24).

Selain ludruk, pada pergelaran juga dimeriahkan pertunjukan reog dan seni budaya maduraan. diharapkan, melalui kegiatan ini, selain dapat menyemarakkan, juga menjadi upaya pelestarian yang berdampak secara luas, baik pada seniman dan budayawan yang terlibat, maupun masyarakat secara umum.

Kadisbudpar Provinsi Jawa Timur Evy Afianasari, dalam sambutannya yang diwakili Dwi Supranto, Kabid Kebudayaan Perwakilan Disbupar Jatim mengatakan, kegiatan malam ini adalah rangkaian dari seluruh kegiatan, kurang lebih ada 10 titik. Ini adalah titik yang ke empat. Pagelaran sebelumnya diadakan di Jambangan, Perak, Brantang, kemudian di Kota Lama.

“Ini luar biasa menurut saya. Ini tempatnya sangat ideal. Representatif. Kalau bapak ibu pernah ke Jakarta disana juga ada kota tua, di Semarang ada kota lama, yang suasananya mirip seperti ini. Lokasinya dikelilingi bangunan-bangunan Inggis, bangunan kolonial, yang syarat akan peninggalan sejarah,” terang Dwi Supranto dalam sambutannya.

Dwi Supranto menerangkan, kegiatan-kegiatan pelestarian kebudayaan yang disingkronkan di tempat-tempat di heritage atau cagar budaya seperti ini sangat menarik. Tidak hanya dari sisi pertunjukan saja yang dilihat, tetapi juga bisa mengapresiasi peninggalan-peninggalan sejarah pada masa itu.

Berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur guna mendukung pelindungan dan pengembangan seni khususnya ludruk. Salah satunya adalah melalui festival ludruk yang dilaksanakan mulai tahun 2022.  Selain itu juga ada pengusulan tokoh dan maestro ludruk untuk mendapat penghargaan baik tingkat provinsi maupun nasional.

“Maestro ludruk, Cak Kartolo mendapatkan penghargaan anugrah kebudayaan Indonesia dari Kementrian kemendikbudristek. Kemudian juga ada sosok Prof Henricus Supriyanto dari Malang, beliau adalah seoarang akademisi, seorang dosen yang peduli terhadap perkembangan seni ludruk, beliau juga mendapatkan anugrah sebagai pelestari budaya kategorinya satyalencana penghargaan dari presiden,” ujar dia.

Diharapkan, pencapaian ini dapat memotivasi seniman dan budayawan lainnya agar terus semangat dalam berkarya dan berkomitmen dalam menjaga pelestarian kebudayaan jawa timur.

Pagelaran ludruk di Kota Lama Surabaya yang mengambil lakon Sarip Tambak Oso disambut atusias pengunjung.

“Apresiasi dari pemerintah, tentu harus kita respon, tanggapi, sikapi, bersama-sama, tidak sekedar dilestarikan, tetapi juga dimanfaatkan sebagai bagian dari pengembangan ekonomi kreatif. Artinya ketika pagelaran-pagelaran yang seperti ini bisa dipadukan dengan kegiatan pameran, kuliner, hasilnya akan lebih dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Memang setiap titik kegiatan variatif jenis kegiatannya,” terang Dwi Supranto.

Kalau disini tadi ada seni maduraan, reog, band, dan endingnya ada pegelaran kesenian ludruk. Barangkali kedepan upaya-upaya yang kita lakukan bisa di variatifkan lagi, dikombinasikan lagi dengan adanya pameran umkm, ekraf (ekonomi kreatif), kuliner. Itu nanti akan mendorong masyarakat untuk lebih mengapresiasi budaya.

Jawa Timur merupakan provinsi yang kaya akan potensi dan keragaman budaya, jawa Timur memiliki 7.105 objek pemajuan kebudayaan dan 112 warisan budaya tak benda. dari angka tersebut, beberapa diantaranya berasal dari kota surabaya, seperti ludruk (2014), rujak cingur (2021), pecel semanggi (2022), serta tari ngremo surabayan dan manten pegon (2023). (dev/ns)