Disbudpar Jatim Gelar Seni Budaya Campursari,  Lesti Citra Aajak Generasi Muda Cintai Budaya Sendiri

Disbudpar Jatim Gelar Seni Budaya Campursari,  Lesti Citra Aajak Generasi Muda Cintai Budaya Sendiri

Surabaya, HB.net - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur menggelar seni tradisi seni budaya Jawa Timur Campursari dari sanggar Gumlegar Surabaya di bekas Gudang Wismilak, Petemon Barat Kota Surabaya, Jumat (25/10/2024).

Pegalaran campursari menghadirkan bintang tamu Lusi Brahman. Antusiasme masyarkat sangat tinggi dalam menyaksikan pagelaran campursari ini. Terlihat dari jumlah penonton yang sangat banyak. Camat Sawahan, Lurah Petemon dan tokoh masyarakat Jawa Timur para seniman dan budayawan seluruh masyarakat Petemon Barat Surabaya ikut hadir menyaksikan acara tersebut.

Tak hanya campusari yang ditampilkan, untuk manarik minat masyarakat juga diadakan bazar aneka jajanan, lomba tumpeng hias dikuti oleh 16 peserta dari perwakilan RT, hingga pagelaran band lokal Octopussy Surabaya yang menyanyikan 6 lagu untuk menghibur penonton yang hadir.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur Evy Afianasari dalam sambutannya yang diwakili Sub Koordinator Perlindungan dan Pengembangan Kebudayaan, Lesti Citra Pertiwi memuji masyarakat Petemon Barat dan sekitarnya yang antusias menyaksikan pagelaran campursari tersebut sebagai bentu penghormatan atas seni dan budaya asli Jawa Timur.

“Kebudayaan merupakan bagian penting dalam penguatan jati diri dan penguatan karakter bangsa atas dasar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Keluhuran warisan budaya bangsa Indonesia ini menggugah mata dunia dan pada akhirnya mengakui bahwa warisan budaya kita sangat luar biasa,” ujar Lesti.

Lesti kemudian menyebutkan warisan budaya Indonesia yang telah mendapat pengakuan dan penghargaan sebagai Masterpiece of oral and Intangible Heritage of humanity oleh UNesco. Seni budaya itu seperti wayang telah ditetapkan pada tahun 2003, Keris pada tahun 2005, Batik pada tahun 2009, Angklung pada tahun 2010, Tari Saman pada tahun 2011, Noken pada tahun 2012, dan 3 Genre tradisi tari Bali pada tahun 2015,sehingga warisan-warisan luhur bangsa Indonesia ini harus terus kita lestarikan.

Tamu undangan dan warga masyarakat yang hadir dalam pagelaran seni budaya Jawa Timur Campusari.

“Ada pepatah mengatakan tidak kenal maka tidak sayang, maka dari itu kita harus mulai kenalkan budaya lokal yang kita miliki ini kepada generasi muda supaya muncul rasa bangga dan rasa memiliki terhadap budayanya,” pinta Lesti.

Dijelaskan lesti, Jawa Timur memiliki 7.105 Objek pemajuan kebudayaan dan 112 warisan budaya tak benda dari angka tersebut beberapa diantaranya berasal dari kota Surabaya, seperti ludruk pada tahun 2014, Rujak Cingur (2021), Pecel semanggi (2022), serta tari ngremo surabayan dan maten Pegon (2023), kekayaan ini tentunya menjadi potensi yang patut kita banggakan dan jaga bersama, serta kita kembangkan dan manfaatkan secara maksimal guna mendukung kesejahteraan masyarakat.

Pemenang lomba tumpeng hias, juara 1, 2, 3 dan juara harapan 1,2 dan 3.

“Saya sangat mengapresiasi penyelenggaraan pagelaran seni budaya Jawa Timur melalui campursari ini. Masyarakat utamanya generasi muda, adalah garda terdepan dalam pelestarian budaya.Pelibatan masyarakat lintas generasi merupakan sebagai langkah positif dalam mencapai pemajuan bangsa utamanya dalam aspek sosial dan budaya,” ujar dia.Dia berharap, pagelaran seni budaya Jawa Timur melalui campursari dan pasar rakyat pada hari ini dapat lebih menguatkan komitmen dalam mengawal pelindungan dan pengembangan budaya bangsa. (ars/ns)