Disbun Jatim Gelar Bimtek Maksimalkan Budi Daya Tembakau
Dalam rangka memaksimalkan hasil budi daya tembakau, petani di dua kecamatan di Jombang, yakni Kecamatan Ploso dan Kudu mendapatkan bimbingan teknis (Bimtek) di Gedung Serbaguna, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Kamis (11/7) lalu.
![Disbun Jatim Gelar Bimtek Maksimalkan Budi Daya Tembakau](https://harianbangsa.net/uploads/images/image_750x_6697a983376fe.jpg)
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Dalam rangka memaksimalkan hasil budi daya tembakau, petani di dua kecamatan di Jombang, yakni Kecamatan Ploso dan Kudu mendapatkan bimbingan teknis (Bimtek) di Gedung Serbaguna, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Kamis (11/7) lalu.
Narasumber dari Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Jawa Timur, Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Pemanis dan Serat (BSIP TAS), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Muchammad Rony ketika sambutan menyampaikan, wilayahnya memiliki daerah yang sangat cocok untuk pertumbuhan tembakau. Terdapat lima kecamatan yakni, Kecamatan Ploso, Kudu, Ngusikan, Kabuh, dan Plandaan. Dia juga mengatakan, Kabupaten Jombang memiliki beberapa jenis tembakau andalan seperti jinten, manila, dan tembakau varietas rejeb.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Heru Suseno mengatakan, budi daya tembakau yang mengikuti praktik terbaik (best practice) sangat penting untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dan berkelanjutan. “Dengan menerapkan teknik budi daya yang tepat, petani dapat meningkatkan hasil panen, menjaga kualitas, dan menjamin keberlanjutan usaha tani mereka,” ujarnya.
Menurut Heru dalam mewujudkan budi daya tembakau yang berkelanjutan dan sesuai best practice, beberapa hal penting perlu diperhatikan. Di antaranya pengelolaan lahan yang tepat, penggunaan bibit unggul, pengendalian hama dan penyakit secara terintegrasi, serta penerapan teknik pemanenan dan pengolahan pasca panen yang berkualitas. Dengan pendekatan yang komprehensif, produksi tembakau Indonesia dapat ditingkatkan, memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi petani dan mendukung industri tembakau yang berdaya saing global.
“Tanaman tembakau membutuhkan kondisi lahan yang spesifik untuk dapat tumbuh dengan optimal. Lahan yang ideal memiliki karakteristik seperti tekstur tanah yang gembur dan berpasir untuk drainase yang baik. Kemudian pH tanah antara 5,5 - 6,5 untuk penyediaan unsur hara yang cukup. Selain itu, topografi yang relatif datar dengan kemiringan maksimal 15 persen. Dan juga ketinggian lahan antara 500-1.000 mdpl untuk suhu dan kelembaban yang sesuai,” terangnya.
Heru mengatakan, lokasi penanaman tembakau juga harus ideal. Yakni lahan dengan kondisi tanah yang subur, kemiringan yang sesuai, dan akses yang mudah. Hindari area dengan drainase buruk atau paparan sinar matahari yang berlebihan. Untuk pengolahan tanah, lakukan pembajakan dan pemupukan untuk mempersiapkan tanah agar siap ditanami. Pertimbangkan penggunaan pupuk organik untuk memperkaya kandungan hara tanah.
“Sedangkan untuk pembibitan, siapkan lahan pembibitan yang terlindung dari sinar matahari langsung. Semai benih tembakau pada media yang subur dan lakukan perawatan rutin hingga bibit siap ditanam,” katanya.
Kemudian yang harus juga diperhatikan, lanjut Heru, adalah pengendalian hama dan penyakit pada tanaman tembakau. Menurutnya, pemilik lahan harus melakukan pemantauan rutin pada tanaman tembakau untuk mendeteksi secara dini kemunculan hama dan penyakit yang dapat merusak tanaman. (dev/rd)