Disnakertrans Tulungagung Gelar Pelatihan Gratis untuk Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja
Tulungagung, HB.net - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tulungagung kembali menggelar pelatihan gratis. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing tenaga kerja asal kota marmer.
Pelatihan yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ini dilaksanakan di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ( Disnakertrans) Kabupaten Tulungagung.
Pelatihan meliputi beberapa bidang kejuruan seperti Menjahit, Pengelasan, Tata Kecantikan, Desain Grafis, dan Otomotif.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Tulungagung, Agus Santoso, melalui Sekretaris Agus Pamungkas, menyampaikan bahwa dari 13 kejuruan yang tersedia, hanya 5 kejuruan yang sedang berjalan. Kelima bidang tersebut adalah Otomotif, Kecantikan, Desain Grafis, Pengelasan, dan Menjahit.
“Kami memiliki 13 jenis pelatihan, namun yang berjalan saat ini ada 5. Setiap pelatihan diikuti oleh 16 peserta, dengan pembimbing dari Disnakertrans yang dibantu oleh Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta,” jelas Agus, Kamis (26/09/2024).
Setelah menyelesaikan pelatihan, peserta akan menjalani uji kompetensi (UKOM) yang diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Ujian ini mencakup uji tertulis, praktik, dan wawancara, untuk menilai kelayakan kompetensi peserta.
“Jika peserta belum dinyatakan kompeten, mereka dapat mengikuti uji kompetensi ulang di tahun berikutnya dengan biaya sendiri,” tambah Agus.
Agus mengimbau para pemuda dan masyarakat yang belum bekerja untuk memanfaatkan kesempatan pelatihan gratis ini.
“Dengan mengikuti pelatihan ini, mereka dapat meningkatkan keterampilan dan menjadi tenaga kerja yang lebih terampil dan siap bersaing,” tuturnya.
Bagi yang berminat, pendaftaran dapat dilakukan di UPT BLK Disnakertrans Tulungagung, melalui aplikasi SIAPKerja yang dapat di unduh di PlayStore, atau melalui tautan http://siapkerja.kemnaker.go.id.
Wijianah, pembimbing kejuruan menjahit, menjelaskan bahwa kemampuan peserta sangat beragam. Beberapa peserta sudah memiliki dasar menjahit, sementara yang lain masih belajar dari awal.
“Bagi yang baru belajar, kami memberikan pendampingan khusus agar mereka tidak merasa canggung. Kami berharap ilmu yang diperoleh bisa dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari, bahkan membuka peluang usaha,” pungkasnya. (fer/ns)