Dispendik Surabaya Apresiasi Guru yang Minta Murid Pakai Topeng saat Ujian Matematika

Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya mengapresiasi Intan Kusumaningrum, guru kelas 6 SDN Sememi 1 yang menerapkan metode pembelajaran kreatif saat ujian harian matematika.

Dispendik Surabaya Apresiasi Guru yang Minta Murid Pakai Topeng saat Ujian Matematika
Intan Kusumaningrum guru kelas 6 SDN Sememi 1 Surabaya foto bersama para siswa mengenakan topeng usai ujian harian matematika.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya mengapresiasi Intan Kusumaningrum, guru kelas 6 SDN Sememi 1 yang menerapkan metode pembelajaran kreatif saat ujian harian matematika. Videonya viral di media sosial karena meminta siswanya menggunakan aneka topeng saat penilaian harian mata pelajaran matematika berlangsung.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, dalam proses kegiatan belajar mengajar yang inovatif dan kreatif, para guru sudah dibekali dengan berbagai strategi pembelajaran.  “Strategi-strategi ini sudah jelas standar dan ukurannya, jadi guru bisa menilainya,” katanya, Rabu (6/11).

Yusuf menjelaskan, penggunaan topeng saat penilaian harian mata pelajaran matematika itu bertujuan untuk menanamkan karakter kejujuran bagi peserta didik. Selain itu, guru tersebut juga ingin membuat pelajaran matematika yang biasanya ditakuti peserta didik, menjadi pelajaran yang menyenangkan.

“Guru tersebut tidak mewajibkan membawa topeng. Topeng yang ada di rumah bisa dipakai. Kalau tidak punya, ya, tetap boleh mengikuti penilaian harian,” terangnya.

Yusuf menjelaskan, topeng tersebut dipakai di awal sebelum penilaian untuk memotivasi siswa memahami bagaimana karakter orang yang bermuka dua atau tidak jujur saat penilaian harian. Ternyata respons siswa beragam. Ada yang merasa senang, lucu, dan menambah semangat mengerjakan soal-soal. Terbukti nilai Matematika siswa tersebut rata-rata bagus.

Topeng itu juga tidak dipakai terus menerus selama penilaian harian matematika berlangsung. Digunakan hanya di awal dan di akhir sekitar 10 menitan. Penggunaan topeng itu, lanjut Yusuf, niatnya sangat bagus karena memiliki muatan karakter melatih kejujuran anak. Karakter ini bukan hanya ditanamkan saat proses ujian berlangsung, namun juga saat kegiatan belajar mengajar.

“Media pembelajaran yang digunakan guru untuk mengajar itu memang bervariatif. Ada yang menggunakan topeng seperti ini, ada yang menggunakan boneka, kemudian wayang, audio-visual, dan lain-lain. Pada intinya para guru ingin membuat suasana kelas menjadi nyaman dan menyenangkan,” pungkasnya.

Diketahui, aksi Intan itu terrekam video dan diunggah di akun TikTok pribadinya @haya.co. Topeng yang dipakai anak-anak beragam, ada hulk, spiderman, batman, doraemon, ultraman, hingga barongan.

Intan mengaku inovasinya agar siswa konsentrasi saat ujian tidak melirik ke teman. “Pertama (siswa) kaget, ketawa lihat temannya. 10 menit itu efektif nggak noleh-noleh, karena kalau noleh ada suara tertawa dan fokus ke ujian masing-masing,” katanya.

Menurutnya, siswa ketagihan dengan metode unik dan seru itu. Bahkan ada yang bertanya akan membawa apa lagi ke sekolah. “(Siswa bilang) kita besok ulangan pakai apa bu. Gimana kalau kita pakai helm (saya jawab), (malah ditanggapi) oh iya boleh bu. Mungkin mereka meski mikir ulangan nilainya jelek tapi aku happy,” tandasnya.(ari/sua/rd)