DKP Jatim Kembangkan Teknologi Budidaya Udang Vanname Super
.SURABAYA, HARIAN BANGSA - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur berhasil mengembangkan standar operasional prosedur (SOP) budidaya udang vanname (litopenaeus vannamei) berbasis bio-herbal. Jangka waktu pemeliharaan lebih pendek, hasil optimal. Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur Ir. Hari Pranoto, di Surabaya, kemarin.
Dia menjelaskan, belasan ton udang vanname berukuran 40 dalam panen raya itu merupakan hasil budidaya selama 70 hari. Waktu panen lebih pendek ketimbang metode budidaya biasa yang biasanya memakan waktu empat bulan atau sekitar 120 hari.
"Di Instalasi Budidaya Air Laut (IBL) Prigi sudah mengembangkan sebuah SOP untuk pengembangan dan memanen udang vanname. Bio teknologi herbal sebagai makanannya sehingga hasilnya lebih optimal dan kami sangat mengapresiasi teman-teman,"jelas Hari Pranoto.
Kabid Budidaya DKP Jawa Timur Ir. Hari Pranoto ketika menjelaskan budidaya udang vanname
Metode ini dilakukan tim IBL dengan mengelola sumber daya air laut yang sudah baik, dengan memanfaatkan bakteri yang sudah dilemahkan. Hasilnya berdampak positif terhadap bibit-bibit udang yang dibudidaya, di antaranya penggunaan listrik yang lebih efisien dan penggunaan pakan yang lebih rendah.
"Metode optimalisasi pengelolaan air ini membuat rentang waktu budidaya lebih pendek,"tegas dia.
Dipaparkannya, Jika budidaya (Udang Vanname) normalnya mencapai 120-an hari, dengan metode super intensif menggunakan bio teknologi berbasis herbal ini, jangka waktunya tinggal 65 - 70 hari.
"Itu Udang yang dipanen sudah bisa mencapai ukuran 40, seperti metode budidaya biasa yang memakan waktyu 120 hari tadi,"ujarnya.
Udang vanname yang biasanya butuh waktu 120 untuk panen, kini hanya perlu waktu 65 – 70 hari.
Keberhasilan membuat SOP pembudidayaan udang super intensif itu kini tengah dikembangkan dan disebarluaskan untuk diadopsi petani Tambak Udang lain. Baik di Trenggalek, Blitar, Tulungagung, Pacitan, maupun kawasan pesisir lain di Jatim.
"Metode bio teknologi berbasis herbal ini bahkan sudah banyak diadopsi petani tambak udang dari berbagai daerah di Indonesia,"pungkas dia.
Sekedar diketahui, saat ini, volume produksi udang vanname di seluruh kawasan pesisir Jawa Timur, sekitar 93 ribu ton berdasar estimasi produksi selama kurun 2019. Angka itu lebih besar sekitar 93 persen dibanding data produksi udang vanname Jawa Timur pada kurun 2018 yang disebut mencapai 90 ribu ton.
Namun kapasitas produksi itu menurut data Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim masih belum mampu memenuhi kebutuhan industri pengolahan komoditas udang vanname yang disebut mencapai 124 ribu ton. Kemampuan produksi di Jatim dengan demikian hanya mampu memenuhi 70,8 persen kebutuhan industri pengolahan udang vanname di daerah tersebut.(agus/adv)