Dukung Program Dandan Omah, DPRD Surabaya Minta Pemkot Prioritaskan Hunian Rusak Parah

Dukung Program Dandan Omah, DPRD Surabaya Minta Pemkot Prioritaskan Hunian Rusak Parah
Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah 

Surabaya, HB.net - Program Dandan Omah yang terus dilakukan Pemkot Surabaya mendapat dukungan penuh kalangan DPRD Surabaya. Tercatat sekitar 7.000 lebih warga mengajukan perbaikan rumah kepada Pemkot Surabaya. Untuk itu, Pemkot diminta selektif dan memprioritaskan rumah warga yang kondisinya benar-benar rusak parah.

Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah menyebut, warga yang mengajukan bedah rumah dengan alasan rumahnya tidak layak huni sudah di angka 7.000 an lebih.

Menurutnya, apabila sepenuhnya mengandalkan kekuatan anggaran APBD Kota Surabaya tentu tidak bisa menjangkau pengantre program dandan omah Pemkot Surabaya.

"Perlu makin menggandeng pihak ketiga di program dandan omah ini," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah, Selasa (20/8/2024).

Setiap tahun, Pemkot Surabaya menjalankan program dandan omah dan paling sedikit 1.500 rumah didandani. Namun itu tidak sebanding dengan pendaftar dandan omah yang setiap tahun juga meningkat.

Tercatat saat ini sudah 7.789 warga Surabaya mengantre dandan omah atau bedah rumah. Sementara tahun 2025 mendatang, anggaran APBD Kota Surabaya yang mengcover dandan omah hanya untuk 2.000 an unit.

Pada pada 2023 sebanyak 3.140 unit rumah berhasil direhab dengan kekuatan APBD. Kemudian pada 2024 jumlahnya berkurang 1.804 unit. Pada 2025 besok sebanyak 2.069 unit.

Pimpinan DPRD Surabaya mencermati ada peran pihak ketiga yang juga berperan mengurangi antrean bedah rumah warga Surabaya. Pemkot selama ini juga sudah melakukannya dengan menggandeng dan bersinergi dengan pihak ketiga.

Termasuk pada program dandan omah 2023 yang paling banyak. Ada tambahan 769 unit bedah rumah dari pihak di luar anggaran APBD. Begitu juga pada 2024 ini sudah ada tambahan 240 unit dandan omah.

Ratusan tambahan ini dari  Baznas, 4 unit berasal Gereja Victory, dan 60 unit berasal dari Bangga Surabaya Peduli. Dandan omah di Surabaya tidak dirupakan uang tunai tapi berupa material dan pengerjaan konstruksi.

"Kami mendukung penuh Pemkot Surabaya untuk bergandengan tangan, gotong royong bersama pihak ketiga mempercepat penuntasan antrean bedah rumah di Surabaya," kata Laila.

Menurutnya, antrean warga Surabaya yang mendaftar program Dandan Omah atau bedah rumah semakin panjang.  Tahun 2025 nanti, diperkirakan antrean warga untuk program bedah rumah akan mendekati angka 8.000 unit rumah.

Data dari Komisi C DPRD Kota Surabaya, antrean bedah rumah saat ini sudah mencapai 7.789 rumah.  Padahal, program Dandan Omah setiap tahunnya di kisaran 2.000-an rumah. Termasuk di 2025 mendatang, program Dandan Omah sebanyak 2.069 rumah.

"Harus bijak dalam menjalankan program yang menyentuh masyarakat langsung ini. Dandan Omah dengan antrean hampir 8.000 itu, besok harus diprioritaskan (untuk rumah) yang paling tidak layak huni," ujar Laila Mufidah.

Dia mengingatkan, agar antrean Dandan Omah dalam konsep rumah tidak layak huni (Rutilahu) itu tidak perlu melihat masa antrean. Tapi lebih melihat pada kondisi riil di lapangan akan mendesaknya hunian warga tersebut dibenahi. Kalau rumah sudah reyot, ini yang harus disegerakan.

Petugas Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya saat melaksanakan memperbaiki rumah warga yang masuk program Danan Omah beberapa waktu lalu. foto: ilustrasi

Beberapa waktu lalu, Laila mengaku masih mendapatkan aduan dari warga, bahwa Dandan Omah belum sepenuhnya melihat faktor reyot ini.

Bahkan, ada laporan kalau program rutilahu kadang masih dipengaruhi kedekatan dengan perangkat kelurahan. Menurutnya, pelaksanaan Dandan Omah berikutnya hingga tahun-tahun mendatang, jangan lagi ada fenomena faktor kedekatan dengan perangkat kelurahan atau kampung.

"Pokoknya yang rumahnya rusak dildahulukan. Meski penghuni rumah ini baru mendaftar. Jangan sampai menunggu roboh," tegas Laila.(lan/ns)