Ekspo Ekskul SMA/SMK, Wagub Emil Puji Inovasi Pendidikan di Jatim
SURABAYA, HARIAN BANGSA - Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Kota Sidoarjo dan Surabaya menyelenggarakan festival ekstra kulikuler dan pameran pendidikan yang diadakan di Jatim Expo, Jumat (14/2).
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Ir. Wahid Wahyudi mengatakan, acara tahunan ini diikuti 176 SMA/SMK PKBLK se-Surabaya. Tujuannya disamping bertanggung jawab atas capean dan layanan bagi setiap sekolah, pemerintah, dan masyarakat, juga sebagai sarana komunikasi bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi seluas-luasnya perihal SMA/SMK PKBLK se-Surabaya.
"Acara ini pelakunya semua siswa-siswi SMA/SMK PKBLK se-Surabaya,"kata Wahid saat sambutan.
Ekstrakulikuler yang mengikuti festifal antara lain dance pop kreatif, kidung suroboyoan, tari tradisional, tari modern, paduan suara, al banjari, paduan suara rohani, cirleader, campursari, vlok, futsal, volly ball, basket ball, iklan layanan masyarakat, paskibraka.
Jumlah SMA negri dan swasta se-Surabaya sebanyak 141 lembaga dan SMK negri dan swasta 105 lembaga, dengan siswa kurang lebih 12 ribu dan semua itu mengikuti acara ini.
Wagub Jatim Emil Elestiano Dardak sangat mengapresiasi kinerja Dinas Pendidikan, khususnya kepala sekolah, komite sekolah dan guru hingga bisa melaksanakan acara seperti ini. Demikian juga saat pembukaan yang diisi para siswa dengan penampilan yang bagus.
"Satu hal juga yang perlu dicermati, kita sudah mulai tistas dan karya hasil-hasil dari tistas sudah mulai kelihatan. Tadi kita sudah diskusi bagaimana meningkatkan impact dari dana Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP) tistas yang sekarang sudah di Salurkan bukan hanya sekolah negeri tapi juga ke sekolah swasta,"kata Wagub.
Wagub juga mengomentari ada SMK swasta yang ikut dalam acara tersebut dinilai baik karena sudah menampilkan wirausaha. Bidang kewirausahaan itu diambilkan dari dana BPOPP tistas. Hal itu dinilai sebagai inovasi dalam penggunaan dana.
"Apalagi setelah BOS dr pusat kemungkinan sekitar 50%, bukan 15% boleh digunakan untuk guru honorer, kita mencoba membuka ruang untuk BPOPP tistas ini bisa meningkatkan misalnya capacity building untuk guru atau program-program inovasi. Bahkan teknologi edukasi dan ini coba kita rancang edutek bagimana BPOPP bisa mendorong sekolah-sekolah untuk menerapkan edutek,"pungkas Wagub. (dev/ns)