Eksportir Rumput Laut Dapat Manfaatkan Resi Gudang
PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI Persero) yang berperan sebagai pusat registrasi resi gudang terus mendorong pemilik komoditas rumput laut untuk memanfaatkan Sistem Resi Gudang (SRG), khususnya dalam kaitan kegiatan ekspor.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI Persero) yang berperan sebagai pusat registrasi resi gudang terus mendorong pemilik komoditas rumput laut untuk memanfaatkan Sistem Resi Gudang (SRG), khususnya dalam kaitan kegiatan ekspor. Hal ini dalam upaya mitigasi harga internasional. Serta terkait pergerakan kurs USD yang menjadi mata uang acuan dalam ekspor.
Dengan memanfaatkan Sistem Resi Gudang, petani rumput laut dapat memasukkan komoditas rumput laut yang mereka miliki saat kurs USD turun. Serta melakukan ekspor pada saat kurs USD membaik.
“Selain itu, pemanfaatan resi gudang juga bisa dilakukan saat terjadi pergerakan harga di pasar internasional yang menurun,” kata Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi melalui keterangan tertulisnya, Jumat (19/12).
Indonesia yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan, menjadi salah satu negara eksportir terbesar untuk komoditas rumput terutama rumput laut kering. Nilai rumput laut di pasar dunia saat ini USD 2,9 miliar dengan hampir 807 ribu ton. Indonesia berkontribusi sebesar 195 ribu ton dengan pangsa 25 persen.
Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, selama rentang waktu 2014-2019, ekspor rumput laut nasional juga tercatat tumbuh rata-rata sebesar 6,53 persen per tahun. Untuk tahun 2020 volume ekspor tercatat sebesar 195.574 ton dengan nilai mencapai USD279,58 juta.
Salah satu pengelola gudang dan eksportir rumput laut yang memanfaatkan Sistem Resi Gudang adalah PT Rahmat Bahari Indonesia yang berada di Bali. Sepanjang tahun 2021, PT Rahmat Bahari Indonesia telah meregistrasikan rumput laut sebanyak 4 resi gudang, dengan volume 63.592 kg senilai Rp. 508.736.000,-.
Pimpinan PT Rahmat Bahari Indonesia Ni Nyoman Ribek mengatakan, dengan adanya Sistem Resi Gudang ini, pihaknya dapat menjaga ketersediaan barang yang ada, sehingga dapat menawarkan kepada buyer-buyer di luar negeri. “Selain itu, dengan adanya SRG ini, kami dapat memitigasi fluktuasi harga serta rate kurs yang ada,” jelasnya.
Fajar Wibhiyadi menambahkan, apa yang dilakukan PT Rahmat Bahari Indonesia ini tentunya bisa menjadi kisah sukses pemanfaatan resi gudang di Indonesia, khususnya dari sisi eksportir.
“Ke depan, tentunya harapan kami para eksportir komoditas rumput laut di berbagai wilayah di Indonesia juga mulai memanfaatkanSRG. Selain dalam upaya menjaga stabilitas harga, resi gudang dapat dimanfaatkan pemilik komoditas untuk mendapatkan pembiayaan bagi kelangsungan usahanya,” jelasnya.(rd)