Empat Proyek Kritis, DPUPR Terapkan Wajib Lapor
Pekerjaan tiga proyek jalan dan sebuah jembatan di Kabupaten Mojokerto dalam posisi kritis lantaran ditenggat deadline.
Mojokerto, HARIANBANGSA.net - Pekerjaan tiga proyek jalan dan sebuah jembatan di Kabupaten Mojokerto dalam posisi kritis lantaran ditenggat deadline. Keempat pekerjaan bernilai miliaran rupiah yang habis akhir November tersebut kini jadi atensi khusus Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Mojokerto.
Pengampu proyek rekonstruksi jalan dan pemeliharaan tersebut tengah melecut keempat rekanannya tersebut. Keempatnya diwajibkan menyetor progress mingguan kepada PUPR.
“Kita menggelar rapat mingguan untuk mengetahui progress keempat pekerjaan tersebut. Kami berharap kontraktor itu menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu atau didenda,” tegas Kepala DPUPR Kabupaten Mojokerto, Reynaldi di ruang kerjanya, Selasa (8/11).
Dihubungi melalui Kabid Bina Marga Hendri Surya mengungkapkan, pihaknya kini menempatkan pengawas untuk upaya pengawasan dan pendampingan di keempat lokasi proyek tersebut. “Istilahnya kami melakukan monitoring khusus. Empat proyek ini perlu atensi khusus karena materialnya masih banyak,” katanya.
Keempat proyek tersebut, yakni pengaspalan jalan Wringinrejo-Kedung Maling, Kecamatan Sooko sepanjang 1,4 km senilai Rp 5 miliar lebih, pemeliharaan berkala jalan raya Brangkal-Badung sepanjang 3 km senilai Rp 7 miliar lebih, pengaspalan jalan Tegalan-Sidolegi, Kecamatan Trowulan 2 miliar lebih dan pembuatan akses jembatan Pacet-Made senilai Rp 4 miliar lebih.
Hendri menyebut biang kerok keterlambatan pekerjaan tersebut. “Kendalanya adalah akses dan kemampuan kontraktor. Seperti proyek jembatan Made terkendala cuaca dan lahan. Kerja sehari cuma bisa dilakukan setengah hari karena siang sudah hujan. Belum lagi akses menuju lokasi sepanjang 400 meter itu adalah tanah. Lahannya ekstrem,” paparnya.
Walau demikian, Hendri mengungkapkan optimistis kontraktor. “Kontraktornya yakin dan komitmen untuk menyelesaikannya,” imbuhnya.
Proyek jembatan ini merupakan proyek vital karena penghubung jalur alternatif menuju kawasan wisata air panas Padusan. Menurut Hendri, proyek ini nantinya diharapkan dapat mengurai kemacetan di depan pintu masuk lokasi pemandian air panas Padusan. Hendri menjelaskan kondisi jalur tersebut masih tanah.
“Masih tanah, sudah ada aspal tapi baru 1 dari 3 km panjang jalan keseluruhan. nantinya akan dicor dengan dana APBD 2023 meski bertahap belum sepenuhnya,” urainya
Pembukaan jalur baru ini nantinya akan menambah akses menuju wisata air panas Padusan. Saat ini ada tiga akses menuju objek wisata air panas, yakni Claket, Made, dan Padusan. Pihak Pemkab Mojokerto mem-planning pembukaan satu akses lagi ke arah yang sama, yakni akses Mligi, Desa Sembung. (yep/rd)