FKG RSGMP Unej dan PDGI Jatim Gelar Operasi Bibir Sumbing
Direktur RSGMP Unej, FX Adi Soesetijo, menyatakan, pihaknya cukup mumpuni melakukan operasi bibir sumbing, sebab RSGMP Unej sudah memiliki fasilitas dan peralatan yang lengkap, beserta SDM yang cakap.
Jember, HB.net - FKG beserta Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) Unej berkolaborasi dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Jatim, menggelar bakti sosial (baksos) operasi bibir sumbing. Sejumlah 4 pasien bibir sumbing yang masih balita, berasal dari Sidoarjo, Probolinggo, dan Jember, mendapat layanan rehabilitasi berupa operasi dalam kegiatan ini di RSGM Unej, Sabtu (25/02/2023).
Direktur RSGMP Unej, FX Adi Soesetijo, menyatakan, pihaknya cukup mumpuni melakukan operasi bibir sumbing, sebab RSGMP Unej sudah memiliki fasilitas dan peralatan yang lengkap, beserta SDM yang cakap.
Bahkan telah terakreditasi paripurna dan menjadi RS rujukan untuk masalah gigi dan mulut di wilayah Tapal Kuda (Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Lumajang, Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi).
"Untuk operasi bibir sumbing ini, ada 4 dokter spesialis bedah mulut yang bertugas, dengan dukungan dokter spesialis anak, dan dokter spesialis anestesi," jelasnya. "Bagi masyarakat Jember, serta di wilayah Tapal Kuda, yang memerlukan layanan kesehatan gigi dan mulut, tak perlu ragu memeriksakan diri ke RSGMP Universitas Jember," imbuhnya.
Salah satu dokter gigi yang bertugas, Zainul Cholid, menerangkan, operasi bibir sumbing dalam dunia medis merupakan salah satu operasi besar, sehingga pasien harus dibius secara total. Operasi bisa memakan waktu 1 jam bahkan lebih, bergantung pada kondisi bibir sumbing masing-masing pasien.
"Secara teori, bibir sumbing bisa diakibatkan beberapa hal, diantaranya ibu hamil kekurangan gizi, ibu hamil meminum jamu atau obat tertentu tanpa pengawasan dokter, ibu hamil mengalami kecelakaan hingga faktor genetis," terangnya.
Operasi bibir sumbing ini sudah bisa dilakukan, minimal di usia 4 bulan pasien. Menurutnya, secara ideal pasien bibir sumbing mendapat tindakan operasi selagi usia dini, agar proses pemulihannya dapat lebih optimal.
"Makin awal mendapatkan penanganan, maka makin baik, sebab bibir sumbing akan berpengaruh terhadap kesehatan dan penyerapan gizi anak, mengingat fungsi gigi dan mulut dalam mengolahan makanan. Dan tentu, secara estetis akan membuat si anak lebih percaya diri," ulasnya.
Dekan FKG Unej, Rahardyan Parnaadji, mengatakan, kasus bibir sumbing merupakan salah satu gangguan fungsi gigi dan mulut dalam mengolah makanan. Lantas jika fungsi tersebut terganggu, maka gizi yang terkandung dalam makanan tidak akan terserap oleh tubuh.
"Kondisi ini berbahaya bagi anak karena akan mengakibatkan stunting. Oleh karena itulah anak yang mengalami bibir sumbing harus mendapatkan penanganan sejak awal," jelasnya.
Ketua Pengwil PDGI Jatim, Sumartono, mengungkapkan, baksos ini dilakukan secara kolaboratif ini, merupakan serangkaian agenda peringatan HUT PDGI ke- 73, yang dirayakan di wilayah Jatim. Gelaran ini juga bersinergi dengan pihak Pemprov dan Polda Jatim, juga Pemkab Jember. (yud/bil/diy)