Gus Salam Pimpin Konsolidasi Laskar Santri AMIN

Laskar Santri AMIN Indonesia terus melanjutkan safarinya ke beberapa daerah di Jawa Timur.

Gus Salam Pimpin Konsolidasi Laskar Santri AMIN
Gus Salam memimpin konsolidasi Laskar Santri AMIN di Kediri.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Laskar Santri AMIN Indonesia terus melanjutkan safarinya ke beberapa daerah di Jawa Timur. Sudah banyak kabupaten-kota yang terjamah oleh Laskar Santri.

Dipelopori Abdussalam Shohib, Laskar Santri lambat laun membesar dan menggemuk dengan ribuan anggotanya. Mereka terdiri dari banyak kiai, mayaikh di berbagai pondok pesantren dan tokoh masyarakat.  Kali ini, Laskar Santri membuat pertemuan serta konsolidasi bersama, di Kediri demi memenangkan Paslon nomor 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).

Gus Salam langsung memimpin konsolidasi tersebut, memberikan pengarahan dan pemahaman bagaimana kiat demi memenangkan AMIN. Salah satunya gerakan masif dengan hal yang terkecil yakni menaruh gambar AMIN di setiap rumah.

"Kita harus bersama-sama berjuang untuk kemenangan Anies-Muhaimin, ajak semua orang, keluarga kita dan tetangga kita, insyaallah perjuangan ini akan mendapatkan barokah," kata Gus Salam dalam keterangannya, Ahad (7/1).

Menurut Gus Salam, semangat serta adrenalin Laskar Santri sudah terpacu, ditambah tren positif AMIN dari berbagai lembaga survei memberikan tambahan booster energi.

Dikatakannya, meski AMIN digolongkan paslon dengan akomodasi yang terbatas, namun semangat memenangkan AMIN terus membara. Bak fenomena gunung es, geliat masyarakat di akar rumput begitu getol memperjuangkan AMIN. Ia nilai, hal tersebut terjadi karena dukungan hati menciptakan perubahan.

"Kita tahu semua pasangan Amin ini tidak memiliki apa-apa. Bahkan perusahaan tidak berani terang-terangan dan takut kalau membantu Amin, karena jika ketahuan, akan mendapatkan intimidasi dari penguasa," ujarnya

Menurutnya, perubahan harus segera dilakukan khusunya di saat-saat momentum itu datang. Seperti pesta demokrasi lima tahunan ini. Sebab, dikatakannya pengaruh kekuasaan sudah melebihi batas yang ditentukan perundang-undangan.

"Kita harus mengembalikan kekuasaan tertinggi di republik ini ke tangan rakyat, karena kita tahu semua, kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat Indonesia," tegasnya. (mdr/rd)