Hadirkan Friendship Cocktail Competition 2022
Industri F&B, seperti nyaris semua bisnis lain di dunia, terimbas besar.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Industri F&B, seperti nyaris semua bisnis lain di dunia, terimbas besar. Bahkan babak belur melalui 2 tahun pandemi. Penjualan langsung dibatasi dengan limitasi jam buka dan jumlah pengunjung. Akibatnya bisnis F&B harus berakrobat mencari cara untuk tetap mengamankan omzet dengan meningkatkan layanan pesan antar dan pengambilan mandiri (drive-thru).
Berangkat dari semangat untuk menghidupkan kembali bisnis F&B yang merupakan nyawa dari bisnis turisme nasional, PT Hardcorindo Semesta Jaya, produsen Friendship, menggelar kompetisi meracik cocktail untuk para bartender.
Bartender seperti halnya juru masak, adalah representasi pahlawan di dunia F&B, tapi tidak seperti profesi juru masak (chef), masih kurang dirayakan keberadaannya. Padahal seperti makanan, minuman semestinya juga bisa menjadi kekuatan kuliner Indonesia.
"Event di Surabaya ini merupakan kompetisi yang ke-3 yang kita jalankan. Sebelumnya di Jogja dan Bandung. Ini adalah kompetisi kreasi cocktail vodka kopi pertama di Indonesia dan bagian dari pencarian bartender-bartender terbaik yang akan menjadi duta Friendship nantinya,” kata Trade & Marketing Manager PT Hardcorindo Semesta Jaya, Hendry Wijaya, Kamis (10/11).
Wakil Ketua Bidang Hukum dan Legal BPD PHRI Jatim) Rumadhono Sumanto mengatakan, data dari PHRI Jatim mencatat, sepanjang 2020-2021, sekitar 146 hotel dan 31 restoran mengajukan tutup, 15.000 karyawan dirumahkan, dan hampir 20 persen hotel berganti pemilik.
"Data lain mencatat bahwa cafe dan restoran nonhotel terdampak dari sisi pendapatan yang melorot jauh hingga hanya 10-15 persen dibandingkan omzet sebelum pandemic. Setelah pembebasan jam buka dan jumlah pengunjung di awal 2022, omzet mulai merangkak naik sebesar 20-30 persen," ujarnya.
Assistant F&B Sales Manager JW Marriot Astrid Widjanarko mengatakan, banyak event yang dibatalkan karena pandemi. Akhirnya sekarang sudah mulai. "Apalagi ada program pemerintah dan keberanian orang bersosialisasi semakin besar, maka bisnis perhotelan bisa tumbuh kembali. Apalagi di 2022 traffic sudah mulai normal," pungkasnya. (diy/rd)