Hendak Nikah, TKI dari Taiwan Jadi Korban Gendam di Terminal Purabaya
Nasib apes dialami seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) di Taiwan yang kabarnya di deportasi kembali ke Indonesia.
Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Nasib apes dialami seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) di Taiwan yang kabarnya di deportasi kembali ke Indonesia. Dia bernama Sholehudin (31). Dia diduga kena gendam di Terminal Bungurasih saat akan kembali ke daerah asalnya di Bima, Nusa Tenggara Barat, saat menaiki bus, Senin (21/8).
Pria tersebut saat ini sudah ditampung oleh Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Sidoarjo dan sudah dikonfirmasi keluarga dari Bima untuk segera dijemput. "Awal mula kejadian korban dari Taiwan transit di Jakarta, kemudian meneruskan perjalanan darat ke Surabaya," kata Relawan Kecamatan Taman Arif Budiman.
Pria berusia 42 tahun tersebut mengungkapkan bahwa setelah sampai di Terminal Bungurasih, Surabaya, diduga korban digendam oleh orang tak dikenal hingga akhirnya linglung. "Korban diantar oleh seseorang dari terminal ke Mako Brimob Polda Jatim di Kecamatan Taman dan diturunkan di situ," terangnya.
Kemudian, petugas di Mako Brimob mengantar Sholehudin ke Polsek Taman. Saat ditanya petugas, korban seperti orang linglung. Jadi terkadang, jawab terkadang tidak.
Diketahui saat ditemukan, korban hanya membawa satu buah handphone dan dompet yang hanya berisi surat dari Taiwan, juga tiket bus menuju Bima. "Dari HP tersebut, saya mencoba mencari kontak keluarga yang bisa dihubungi. Namun HP tersebut buatan Taiwan sehingga tidak bisa dibuat telepon di sini," ungkapnya.
Saat itu juga, ia menelpon keluarga korban menggunakan HP miliknya. Angin segar datang karena keluarga korban mengonfirmasi bahwa akan menjemput korban.
Sembari menunggu keluarga korban datang, pihaknya berkordinasi dengan Liponsos Sidoarjo untuk tempat menginap sementara, karena korban tidak ada tempat tinggal dan masih kondisi linglung.
Keluarga korban akhirnya tiba di Liponsos Sidoarjo untuk menjemput korban pada Selasa (22/8) sekitar pukul 09.00 WIB. Isak tangis dari keluarga korban pecah di Liponsos Sidoarjo yang akhirnya bisa bertemu kembali dengan Sholehudin yang sudah lama terpisah. "Sudah delapan tahun ia merantau di Taiwan dan tidak pulang sama sekali. Pulang-pulang dapat kabar begini, sedih rasanya," kata kakak korban Irwan Abiansyah.
Menurutnya, saat perjalanan ke Indonesia, korban membawa kopor dan tas ransel. "Tas ransel sudah kami temukan di bus yang ditumpanginya, untuk kopor sudah perjalanan dibawa ke Bima," ujarnya.
Dari informasinya, korban berencana akan melangsungkan pernikahan di Bima. Tetapi kejadian tersebut menimbulkan trauma kepada korban. "Rencana adik saya ini langsung kami bawa ke kampung halaman di Bima, Nusa Tenggara Barat," pungkasnya. (cat/rd)