Hidupkan Kawasan Wisata, Pemkot Surabaya Buka Ribuan Lapangan Kerja
Surabaya, HB.net - Surabaya, sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, terus memperlihatkan kemajuan pesat dalam sektor pariwisata melalui berbagai program revitalisasi kawasan wisata. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ini tak hanya berhasil menghidupkan kembali beberapa kawasan bersejarah dan destinasi wisata unggulan. Tetapi juga secara signifikan meningkatkan ekonomi lokal dan membuka ribuan lapangan kerja.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyampaikan bahwa pihaknya secara progresif mengembangkan sektor wisata dengan melibatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta masyarakat setempat. "Tujuan dari pengembangan wisata itu adalah untuk meningkatkan daya tarik wisata lokal dan perekonomian di Kota Pahlawan," kata Wali Kota Eri beberapa waktu lalu.
Salah satu contoh keberhasilan revitalisasi yang dilakukan Pemkot Surabaya adalah di kawasan Tunjungan Romansa. Sebanyak 321 UMKM binaan Pemkot Surabaya telah meraih omzet lebih dari Rp5 juta per bulan sejak Desember 2021.
Tak hanya UMKM binaan, Wali Kota Eri mengungkapkan jika lebih dari 50 UKM non-binaan juga beroperasi di kawasan ini dengan target pasar menengah ke atas.
"Perputaran ekonomi di Tunjungan Romansa sangat positif, dengan estimasi omzet mencapai Rp1-1,5 miliar setiap bulannya," ungkap dia.
Revitalisasi yang dilakukan Pemkot Surabaya dengan kolaborasi berbagai stakeholder, telah berhasil menciptakan ribuan lapangan kerja baru. Hal ini sejalan dengan komitmen Wali Kota Eri agar setiap program yang dijalankan tidak hanya meningkatkan daya tarik wisata.
"Jadi tujuannya tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memberi manfaat langsung bagi masyarakat, salah satunya melalui pembukaan lapangan kerja," ujarnya.
Sungai Kalimas, yang merupakan simbol peradaban Kota Pahlawan, kini telah menjadi salah satu destinasi wisata favorit berkat program revitalisasi yang dilakukan Pemkot Surabaya. Sepanjang tahun 2023, total pengunjung wisata susur Sungai Kalimas mencapai 170.913 orang.
Rencana ke depan, Pemkot Surabaya akan mengintegrasikan Wisata Susur Sungai Kalimas dengan sejumlah destinasi bersejarah. Termasuk di antaranya adalah tempat kelahiran Bung Karno di Jalan Pandean IV, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng Surabaya. "Kami ingin menghubungkan sejarah kota ini dengan pariwisata modern yang edukatif dan menarik," jelasnya.
Kawasan Kembang Jepun, yang dulunya dikenal sebagai pusat perdagangan, kini juga kembali hidup berkat revitalisasi yang getol dilakukan Pemkot Surabaya. Kembang Jepun yang menjadi bagian dari salah satu zona kawasan Kota Lama Surabaya, telah berhasil membangkitkan semangat toleransi melalui pertumbuhan UMKM dan kegiatan ekonomi yang inklusif.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menyebutkan, sepanjang tahun 2023, total omzet yang tercatat di kawasan Kota Lama Kembang Jepun telah mencapai Rp1,013 miliar. "Kembang Jepun tidak hanya menjadi pusat ekonomi baru, tapi juga simbol keberagaman dan semangat toleransi di kota ini," kata dia.
Menurut dia, revitalisasi Kota Lama adalah bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan Surabaya menjadi kota yang maju di mata dunia, humanis, dan berkelanjutan. Ia berharap, revitalisasi kawasan Kota Lama tidak hanya sekadar membangun secara fisik. Akan tetapi, juga diimbangi dengan membangun nilai-nilai budaya dan gotong-royong.
”Kita ingin menghidupkan kembali suasana tempo dulu di kawasan Kota Lama dengan cara mengoptimalkan fungsi bangunan cagar budaya di kawasan tersebut," bebernya.
Selain kawasan Kota Lama, Pemkot Surabaya secara progresif juga merevitalisasi Sentra Ikan Romokalisari menjadi destinasi wisata kuliner dan pemasaran ikan yang melibatkan ratusan warga kurang mampu. Mereka diberi kesempatan untuk membuka stan kuliner hingga menjadi pengelola destinasi wisata Romokalisari Adventure Land.
Pada tahun 2023, Wali Kota Eri menuturkan bahwa Romokalisari Adventure Land Surabaya telah menarik sebanyak 93.141 wisatawan. "Ini adalah contoh konkret bagaimana pariwisata bisa memberdayakan masyarakat sekaligus meningkatkan ekonomi lokal," katanya.
Di samping Romokalisari Adventure Land, salah satu destinasi wisata terbaru lain di Kota Surabaya adalah Kebun Raya Mangrove (KRM). Diresmikan Wali Kota Eri pada 26 Juli 2023, kawasan ini menggabungkan Ekowisata Mangrove Gunung Anyar dan Medokan Sawah dengan total luas mencapai 27 hektar.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menjelaskan, Kebun Raya Mangrove menjadi tempat pelestarian lingkungan sekaligus wisata edukasi. Pihaknya mencatat, di kawasan ini terdapat 57 spesies mangrove yang mewakili 36 persen dari total spesies mangrove di Indonesia.
"Kebun Raya Mangrove Surabaya memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan pesisir dan memberikan ruang edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove," jelas Antiek.
Di kawasan ini, Antiek mengungkapkan bahwa pengunjung juga bisa menikmati berbagai fasilitas. Mulai dari jogging track, wisata perahu hingga area UMKM. "Selain itu, terdapat pula program penanaman dan pembibitan mangrove untuk membantu pencegahan abrasi," tambah Antiek.
Pemkot Surabaya terus berupaya untuk menjadikan kota ini sebagai destinasi wisata berkelanjutan dengan fokus pada pelestarian lingkungan, peningkatan infrastruktur dan promosi pariwisata.
Melalui revitalisasi kawasan bersejarah dan pengembangan destinasi wisata, Surabaya telah bertransformasi menjadi kota yang tidak hanya ramah bagi wisatawan. Tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang nyata dengan membuka ribuan lapangan kerja bagi warganya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudradjat menyatakan bahwa pembentukan kampung tematik juga tak luput jadi perhatian Pemkot Surabaya. Pengembangan kampung ini mengusung tema atau karakteristik tertentu, seperti didasarkan pada potensi lokal, budaya, sejarah, atau kreativitas warga setempat.
"Tujuan dari kampung tematik adalah untuk menciptakan identitas khusus yang menarik bagi wisatawan serta memberdayakan masyarakat setempat melalui peningkatan kualitas lingkungan hidup dan peluang ekonomi," kata Irvan.
Irvan juga membeberkan bahwa kampung tematik memanfaatkan potensi lokal dan kearifan budaya dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Baik itu dalam bidang perencanaan, pengembangan dan pengelolaannya.
"Kampung tematik sendiri di Kota Surabaya dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu Kampung Unggulan ada 10 Kampung, Kampung Wisata 22 Kampung dan Kampung Ekologi 5 Kampung," bebernya.
Ketiga kategori kampung tematik ini, diungkapkan Irvan, tersebar di lima wilayah Kota Surabaya. Dimana secara total dari ketiga kategori tersebut, berjumlah 37 kampung tematik dengan berbagai macam potensinya. "Kami ingin Surabaya dikenal sebagai kota yang berdaya saing tinggi dalam pariwisata, namun tetap mempertahankan identitas dan sejarahnya," tutupnya. (ian/ns)