Ibu Meninggal, Kakak Rawat 2 Adik di Isoter

Sungguh menyayat hati, bocah usia empat tahun harus tidur di Rumah Sehat yang merupakan posko isolasi terpusat (Isoter) yang berada di SMP Negeri 1 Mojowarno, Kabupaten Jombang.

Ibu Meninggal, Kakak Rawat 2 Adik di Isoter
Kakak sulung menyuapi adiknya di ruang isoter Rumah Sehat. Aan Amrulloh/ HARIAN BANGSA

Jombang, HARIAN BANGSA.net - Sungguh menyayat hati, bocah usia empat tahun harus tidur di Rumah Sehat yang merupakan posko isolasi terpusat (Isoter) yang berada di SMP Negeri 1 Mojowarno, Kabupaten Jombang. Bocah tersebut ditinggal sang ibu meninggal dunia karena Covid-19.

Ia adalah AF (4), asal Desa Catak Gayam, Kecamatan Mojowarno. Namun dirinya tak sendirian. Kedua kakaknya, yakni BRM (15) dan AR (12) juga turut menjalani isolasi di Rumah Sehat tersebut. Ketiga kakak beradik yang keseluruhan laki-laki ini masuk Isoter pada hari Senin (16/8) sekira pukul 10.00 WIB.

“Kami dibawa k esini pada hari Senin setelah ibu meninggal dunia pada Minggu malam karena Covid-19," ucap BRM sembari menyuapi adiknya yang bungsu.

Dikatakan BRM, selama ini mereka tinggal di rumah bersama ibu dan neneknya. Namun karena neneknya juga habis terpapar Covid-19, maka ketiganya terpaksa menjalani karantina di Rumah Sehat.

"Nenek saat ini masih ikut Bude, karena habis positif. Paling nanti kalau kami pulang nenek juga ikut pulang," ujarnya.

Saat ditanya terkait kondisi adik-adiknya selama di ruang isolasi ini , BRM mengatakan saat ini baik-baik saja. Walaupun sebelumnya sempat ada gejala batuk saat pertama masuk Isoter. "Alhamdulillah sekarang keduanya sudah sehat. Cuma yang bungsu kadang-kadang masih batuk sedikit," jelasnya.

"Yang bungsu waktu pertama masuk sini itu rewel. Tidak mau mandi dan makan, mungkin belum terbiasa. Tapi saat ini sudah mau," imbuh BRM.

Pemandangan yang mengharukan ketika sejumlah wartawan datang ke lokasi Isoter. Terlihat kakak sulungnya dengan sabar merawat kedua adiknya. Sesekali menyuapi adik bungsunya dari nasi kotak yang disediakan petugas jaga posko rumah sehat.

Sementara, Auladana Zakaria, salah satu petugas jaga rumah sehat mengatakan, ketiganya waktu dibawa ke isoter dengan gejala batuk pilek. Saat ini setelah menjalani isolasi beberapa hari kondisinya sudah membaik. "Awal dibawa ke sini ada gejala pilek dan sekarang sudah berangsur membaik," ujarnya, Kamis (19/8).

"Kami juga berterima kasih karena banyaknya dukungan dari pemdes setempat, muspika, dan donasi dari para relawan yang simpati dengan kondisi ketiga anak ini," tukas Auladana.

Terpisah, salah satu perangkat Desa Catak Gayam, Ita Inyeni mengatakan, ketiga warganya yang masih anak-anak ini dibawa ke isoter karena di rumah mereka tidak ada yang merawat. Sedangkan kalau di rumah sehat kondisi mereka bisa dipantau dan terjamin.

"Di rumah itu hidup cuma lima orang, ibu, dan neneknya. Karena ayah dari anak-anak ini sudah cerai. Sedangkan neneknya saat ini masih menjalani isolasi di rumah anaknya yang lain," ujarnya saat dihubungi via ponsel.

Dari Pemdes Catak Gayam, lanjut Ita, sudah mempunyai rencana setelah ketiganya pulang dari isoter akan membawa mereka ke pondok pesantren yang berada di desa tersebut.

"Ini masih rencana dari Pak Lurah ya mas. Tapi kan belum konfirmasi kepada ketiga anak tersebut dan juga pihak keluarganya. Boleh apa tidak. Agar mereka bisa terus sekolah," pungkasnya.(aan/rd)