ICONEST Unirow Siap Kuatkan Pendidikan, Sains dan Teknologi hingga Digitalisasi

ICONEST Unirow Siap Kuatkan Pendidikan, Sains dan Teknologi hingga Digitalisasi
Unirow Tuban gelar ICONEST guna percepatan tercapainya program Pemerintahan Prabowo-Gibran dalam bidang penguatan Pendidikan, Sains dan Teknologi serta Digitalisasi.

Tuban, HB.net - Kampus Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban telah menyambut tercapainya program Pemerintahan Prabowo-Gibran dalam bidang penguatan Pendidikan, Sains dan Teknologi serta Digitalisasi.

Dalam melaksanakan program unggulan itu Unirow menyelenggarakan International Conference on Education, Sciences and Technology (ICONEST) yang kedua. Even yang dihadiri oleh perwakilan berbagai negara ini telah mengambil tema "Emerging trends in AI and computional technologies".

"ICONEST merupakan agenda rutin yang diadakan Unirow Tuban setiap dua tahun sekali. Pada tahun ini Kampus Unirow bersama peserta dari kampus lain ingin mewujudkan program penguatan Pendidikan, Sains dan Teknologi serta Digitalisasi yang digagas oleh Bapak Presiden RI Prabowo Subianto," kata Rektor Unirow, Dr Warli, M.Pd kepada wartawan, Minggu (17/11/2024).

Menurut dia, pengambilan tema ini didasari adanya masyarakat global yang mana sistem Artificial Intelligence (AI) dan teknologi computer telah berkembang cepat. Keberadaannya pun menjadi bagian dalam kehidupan dan memberikan manfaat sekaligus keuntungan. Termasuk kehadiran AI juga merambah dibidang pendidikan dan itu tidak bisa dipungkiri.

"Digital telah mempengaruhi berbagai dimensi di segala aspek kehidupan, pendidikan, ekonomi, sosial politik," ujar Warli yang juga Pakar Bidang Ilmu Matematika itu.

Bagi Dr Warli, dalam bidang pendidikan, kehadiran kecerdasan buatan atau AI telah banyak berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Meskipun kehadirannya dirasakan sangat membantu, pengunaan AI juga harus diwaspadai.

"Harus bisa mengkontrol penggunaan AI, jadi tidak asal atau sembarangan," imbuhnya.

Ditempat yang sama, Ketua PPLP PT PGRI Tuban, Drs Totok Supijanto M.M menguraikan, keberadaan AI memang sangat populer, meskipun demikian gagasan umum tentang AI yang bisa menggantikan seluruh tugas manusia bukanlah sesuatu yang baik. Ditengah-tengah masyarakat tentang AI adalah konsep luas yang menggambarkan bagaimana mesin meniru kecerdasan manusia. Tapi, manusia tetap harus belajar keceradasan yang dimiliki.

"Jangan sampai kita ketergantungan dengan teknologi yang membuat kita selalu bergantung," ucapnya.

Sementara itu, melalui kegiatan ini saling berbagi ide dan pengalaman. Tentu lewat konfrensi internasional ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumbangsih bagi masyarakat luas. Saling berbagi ide dan pengalaman dalam konferensi ini adalah salah satu sumbangan kita kepada masyarakat global.

Konfrensi internasional yang dilaksakana maraton selama 2 hari tersebut selain dikuti peserta dari Indonesia juga diikuti peserta dari Irak, India, Inggris, Filipina, Arab Saudi, Malaysia, Australia, Portugal, Mesir, Turki. Selanjutnya, dalam ICONEST kedua tersebut tercatat sebanyak 213 artikel.

Selain dihadiri oleh pejabat struktural kampus, turut hadir pula Prof. Dr. Ahmad J. Obaid dari National University of Science and Technology Irak. Dr. Abdul Gofur, M.Pd, IAIN Madura. Dr. Mutmainah, M.Pd Universitas Al Syariah Mandar Sulawesi Barat, pemakalah dan mitra kampus.Secara Daring, ICONEST kedua juga diikuti oleh Dr. Michael Baron dari Barron Consulting, an Australia Leading Consulting and Training Agencies in the field of digital transformation. Dr.  Luis Miquel Cardoso dari Polytechnique Institute of Portalegre, Portugal. Dr. Neyara Radwan dari Suez Canal University, Mesir. Dr. Pastor Reglos A. Jr. dari University of Perpetual Help System Dalta Malino, Philippines. Dr. Eykol Bayram dari University of SINOP Turki. Dr. Eka Apriyani dari IAIN Curup, Indonesia. (wan/ns)