Identitas Mayat Diketahui, Diduga Korban Laka Lantas
Misteri penemuan mayat berlumuran darah perlahan mulai terungkap.
Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Misteri penemuan mayat berlumuran darah perlahan mulai terungkap. Sabtu kemarin (24/5), jasad korban yang bernama Mohammad Wafi (48) warga Tambelang, Sampang, dibawa oleh keluarganya untuk disemayamkan.
Saat ditemui, Karumkit Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong AKBP Eko Yunianto mengungkapkan bahwa keluarga korban datang pada dini hari selepas mendapat kabar dari pihak kepolisian. "Sudah diambil dan dibawa," cetusnya.
Eko juga mengatakan bahwa proses identifikasi dan otopsi oleh forensik sudah selesai dilakukan. Beberapa luka yang diakibatkan kekerasan benda tumpul ditemukan di tubuh korban. "Ada luka lecet seperti di wajah, dagu, serta memar di tubuh dada juga perut korban," Teramgnya.
Mengenai indikasi kematian apakah karena pembunuhan, perwira berpangkat melati dua itu tidak berani memastikannya. Akan tetapi dari pola luka sendiri diketahui memang mirip dengan luka akibat laka lantas.
Hal tersebut diperkuat juga dengan luka terbuka di kepala yang bukan karena goresan atau kekerasan senjata tajam. Luka terbuka di kepala kanan korban diletahui akibat benda tumpul. "Indikasi laka itu juga diperkuat dengan adanya luka patah seperti di tulang rusuk, panggul, dan paha," Jlentrenya.
Menurutnya, dugaan pembunuhan masih ada walaupun luka dari hasil forensi menunjukkan lebih kepada korban laka lantas. "Kita tunggu sama-sama dari penyidik bagaimana apakah ada pengembangan ke arah pembunuhan atau tidak," tuturnya.
Selain itu, dokter Spesialis Forensik Rumkit Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong Ahmad Yudianto mengungkapkan bahwa salah satu pola luka akibat laka lantas yang nampak adalah dari bekas lecet di wajah, lengan, dan kaki.
Sedangkan luka memar yang terjadi pun masih belum bisa dipastikan juga apakah dari suatu alat. Seperti sengaja dipukulkan atau malah berasal dari tabrakan maupun tekanan akibat lindasan. "Untuk itu, tidak bisa langsung dipastikan dalam semalam. Perlu beberapa waktu dan melihat juga kondisi TKP," ungkapnya.
Sementara itu, penyebab utama kematian menurut Yudianto adalah pendarahan di kepala yang membuat adanya luka terbuka selebar tiga sampai empat sentimeter akibat fraktur terngkorak. Fraktur tengkorak ini adalah kondisi tulang kepala mengalami patah akibat jatuh atau terkena benda tumpul.
"Sehingga ada pendarahan di otak dan menjadi sebab korban berdarah-darah dan meninggal dunia," katanya.
Untuk waktu kematian, dokter yang mengambil spesialis sero biologi-molekuker itu mengungkapkan, korban sekitar 18 jam sebelum dilakukan otopsi. "Otopsi sendiri dimulai pukul 14.00 WIB. Jadi kira-kira mungkin bebeapa jam selepas ditemukan," katanya.
Jasad Mohammad Wafi sendiri ditemukan tergeletak berlumuran darah di Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) pada Jumat pagi (23/6).(cat/rd)