Ika FISIP Unair Serahkan Bantuan untuk Desa Mendung Bangkalan
Sehari setelah menggelar bakti sosial (baksos) ke wilayah relokasi warga terdampak bencana Gunung Semeru di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Ika FISIP Unair) menuju Pulau Garam, Madura.
Bangkalan, HARIANBANGSA.net - Sehari setelah menggelar bakti sosial (baksos) ke wilayah relokasi warga terdampak bencana Gunung Semeru di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Ika FISIP Unair) menuju Pulau Garam, Madura.
Di Madura, tepatnya Desa Mandung, Kecamatan Kokop, Kabupaten Bangkalan, alumni FISIP Unair berkolaborasi dengan komunitas filantropi, Gerakan Peduli Aku Bisa (GPAB) regional setempat, Minggu (20/11). Di desa yang masih termasuk pramadya atau tertinggal tersebut, sekitar 100 paket sembako diberikan kepada lansia, janda renta, serta pemberian modal usaha.
“Kegiatan ini dalam rangka memperingati 50 Tahun Ika Unair. Kegiatan di Desa Mandung sebagai target baksos merupakan wujud kepedulian sekaligus dukungan Ika FISIP Unair dalam upaya membangun desa pasca pandemi,” ungkap Koordinator Baksos Ika FISIP Unair Desa Mendung, Bustomi.
Menurut Bustomi, pemberian paket sembako dan bantuan modal kerja kepada lansia dan janda bersifat jangka pendek dan memang dibutuhkan. “Sedangkan modal kerja bersifat jangka menengah dan panjang. Apalagi pemerintah mendorong pertumbuhan dan penguatan sektor ekonomi mikro pasca pandemi," ujar Bustomi saat ditemui di lokasi acara.
Menurut alumnus Hubungan Internasional itu, sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, maka Bangkalan merupakan salah satu dari 5 kabupaten yang menjadi pilot project atau percontohan program nasional percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem.
“Baksos Ika FISIP Unair di Bangkalan dalam upaya ke sana. Pengentasan kemiskinan ekstrem itu dengan dua program, yakni pemberian paket sembako dan modal kerja. Kami hanya berupaya membantu walau hanya ibarat butiran debu dibandingkan program pemerintah. Intinya men-support-lah," tandasnya.
Kepala Desa Mandung Abd. Kholiq Noer mengapresiasi program Ika FISIP Unair dan GPAB tersebut. Dia tidak menyangka desanya bisa dilirik organisasi alumni dari kampus besar seperti Unair.
"Selaku kepala desa, mewakili masyarakat kami, khususnya warga penerima bantuan, mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kepedulian Ika FISIP Unair kepada desa kami. Tidak menyangka desa kami yang terpencil bisa diperhatikan oleh Ika FISIP Unair begini. Barokallah, barokallah," tukas kepala desa.
Sementara itu, salah seorang penerima bantuan paket sembako dan modal kerja, Ibu Surah (50), mengatakan bahwa dirinya sangat berterima kasih atas bantuan dari Ika FISIP Unair dan GPAB.
"Alhamdulillah. Mik cek passeh yeh, teppa' berres tadek e roma nekah. Ya, Allah, alhamdulillah. Mator sakalangkong Ika FISIP Unair. Malar mogeh e beles bik Gusti Allah. (Alhamdulillah. Kok pas banget. Kebetulan ini beras di rumah lagi habis. Ya Allah. Alhamdulillah. Terima kasih Ika FISIP Unair. Semoga dibalas oleh Allah)," ujarnya sumringah dalam bahasa dan logat Madura yang khas.(rd)