Inovasi Dinas PPKB Lamongan, Tingkatkaan Kesertaan KB MKJP melalui Mobil Pelayanan Keliling Desa
Salah satu sasaran programnya, meningkatkan kualitas pelaksanaan KB dengan indikator prosentase akseptor KB Metode Kontrasepsi jangka Panjang (MKJP).
LAMONGAN, HARIANBANGSA.net - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Lamongan terus melakukan inovasi dan terobosan untuk meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat.Kini DPPKB Lamongan memiliki sasaran strategis peserta Keluarga Berencana (KB) untuk meminimalisasi pertumbuhan penduduk.
Salah satu sasaran programnya, meningkatkan kualitas pelaksanaan KB dengan indikator prosentase akseptor KB Metode Kontrasepsi jangka Panjang (MKJP). Rendahnya pengetahuan dan minat masyarakat terhadap metode MKJP mendorong Dinas PPKB Lamongan membuat inovasi, yakni memanfaatkan sarana prasarana yg ada berupa unit bus pelayanan.Inovasi itu bernama Mobil Pelayanan Keliling Desa bersama Bidan Desa atau yang disebut MONALISA BERDANSA.
Kepala Dinas PPKB Lamongan, Umuronah menjelaskan, Dinas PPKB Lamongan tahun ini mempunyai target RPJMD 21,80 Persen untuk MKJP."Untuk mencapai target tersebut kami mengoptimalkan sarana prasarana yang ada, berupa bus pelayanan KB dan mobil antar jemput akseptor.
“Ide inovasi tersebut berupa Monalisa Berdansa,"terang dia, Rabu (5/8).
Program yang mulai digaungkan pada akhir 2018 itu juga dilatarbelakangi oleh letak geografis dan akses pelayanan KB MKJP yang perlu perhatian khusus. Tujuannya untuk mendekatkan tempat pelayanan pemasangan kontrasepsi jangka panjang pada akseptor KB, sehingga tidak perlu jauh jauh ke puskesmas atau rumah sakit. Cukup dilayani di desanya masing masing. Sebelum ini MKJP hanya bisa dilakukan di puskesmas.
Dengan adanya program Monalisa berdansa yang menjangkau hingga ke desa-desa, diharapkan jumlah peserta KB yang menggunakan MKJP meningkat dan jumlah peserta KB aktif yang drop out menurun.
"Kami menyediakan mobil pelayanan ke desa-desa. Mobil tersebut akan diparkir di halaman balai desa, sehingga peserta KB mendapat kemudahan bisa langsung ke lokasi KB. Sedangkan lokasinya yang jauh, kita sediakan mobil antar jemput akseptor," ujar Kabid Keluarga Berencana Dinas PPKB Lamongan, Sutikno.
Dia menjelaskan, sebelum dilakukan MKJP, calon akseptor akan diberikan konseling terlebih dahulu. ’Sehingga akseptor menjadi semakin mantap untuk melakukan MKJP. Sejak adanya inovasi itu, terbukti angka kesertaan akseptor MKJP meningkat dibanding 2018 atau sebelum adanya inovasi Monalisa Berdansa.
Jumlah peserta KB aktif di Lamongan per Desember 2018 sebanyak 236.341 akseptor yang didominasi perseta KB yang menggunakan kontrasepsi jangka pendek. Hanya 51.426 akseptor yang menggunakan MKJP. Setelah dilakukan inovasi Monalisa Berdansa, jumlah peserta KB aktif meningkat menjadi 242.147 akseptor.
Sedangkan pengguna MKJP meningkat menjadi 52.944 akseptor. Atas keberhasilan itu, Dinas PPKB Lamongan mendapatkan penghargaan atas upayanya dalam meningkatkan akseptor itu, yakni peraih akseptor terbanyak ketiga se-Jawa Timur Meningkatnya peserta KB aktif MKJP itu diharapkan kelalaian menggunakan alat kontrasepsi dan resiko drop out menurun.
Selain itu program ini juga selaras dengan bidang kesehatan. Karena KB dalam misi utamanya merencanakan dan mengatur kelahiran agar anak dapat maksimal mendapatkan asupan gizi sempurna sehingga mengurangi masalah-masalah kesehatan, seperti gizi buruk dan stunting. (qom/ns)