Jadi Mitra Driver Gojek, Mahasiswa Untag Ini Punya Uang Berlebih
Sejak pandemi 2020, Salah satu mahasiswa Universitas Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Mirza Akbar Al Ghozali, menjadi driver Gojek.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Sejak pandemi 2020, Salah satu mahasiswa Universitas Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Mirza Akbar Al Ghozali, menjadi driver Gojek. Dia memakai fitur GoCar. Kala itu, pria berkacamata ini melihat lingkungan sekitar yang berprofesi sebagai gojek, baik menggunakan motor maupun mobil.
Apalagi melihat mobil di rumahnya yang nganggur atau tidak terpakai. Ia berpikir untuk menjadikannya uang. Mirza yang waktu itu akan masuk perguruan tinggi tersebut didukung orang tuanya sebagai mitra Gojek. “Jadi saya ikut Gojek dalam fitur GoCar sejak September 2020. Sekitar 2 tahun,” katanya.
Mirza biasanya mencari penumpang mulai pukul 07.00 hingga 18.00 WIB. Rata-rata per hari ia mendapatkan 15 penumpang dan bisa mendapatkan uang sekitar Rp 400-500 ribu. Namun, ia mengakui pernah mendapat 5 penumpang saat sepi. Paling parah hanya 2 penumpang saja. “Kalau pas 2 kemarin karena saya pas libur lama. Jadi performa saya berkurang,” ungkap mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan ini.
Mahasiswa yang mengendarai Daihatsu Xenia 2017 ini selalu aktif menjadi mitra driver Gojek. Baginya pendapatannya bisa untuk jajan sehingga tidak banyak minta orang tua. Dari rata-rata pendapatannya Rp 500 ribu tersebut, menurutnya, sudah diluar potongan dari Gojek. “Jadi buat beli bensin sama jajan, masih cukuplah buat celeng-celeng. Sehari saya sih biasanya jajan Rp 70 ribuan saat tunggu penumpang,” katanya.
Menurutnya, GoCar dari Gojek ini sangat membantunya mendapatkan penumpang. Apalagi adanya kejar bonus yang diberlakukan Gojek tersebut membuatnya antusias dalam mengejar penumpang hingga malam. Dapat penumpang 10 di jam malam dapat cash back Rp 200 ribu. Namun saat ini yang berlaku dapat penumpang 14 akan mendapat cash back Rp 170 ribu.
“Itu biasanya saya ikuti, tetapi sekarang berbeda bonusnya. Apalagi sekarang BBM naik. Itu sebenarnya cukup mengurangi pendapatan kita,” ungkapnya.
Tadinya dari pendapatan Rp 500 ribu, paling keluar bensin Rp 200 ribu. Sekarang bensinnya separo dari pendapatannya. Mirza juga menegaskan, jika saat ini dirinya tidak full seperti biasanya karena kuliah sudah mulai ofline. Sehingga biasanya ia mulai mengaktifkan aplikasi jam 5 pagi. Sekalian berangkat kuliah dan setelah pulang kuliah.
“Jadi pendapatan saya berkurang, karena saya juga harus belajar. Pokoknya kalau Sabtu-Minggu saya tetap narik supaya performa saya tetap bagus diaplikasi,” kata mahasiswa kelahiran 13 Februari 2002 tersebut.
Terpisah, Strategic Regional Head Gojek wilayah Jatim & Bali Nusra Jeffry Johannes menegaskan, hadirnya aplikasi untuk mitra driver, yakni GoRide dan GoCar ini diharapkan dapat membantu mendorong peningkatan ekonomi mitra. Ada 3 pilar #AmanBersamaGojek, agar konsumen bisa terlindungi saat naik mobil atau motor mitra driver.
Pilar edukasi, pilar teknologi shield yang terdapat pada aplikasi. Memastikan keamanan konsumen dari sebelum memulai perjalanan, selama perjalanan, dan pada situasi darurat. Pilar proteksi, yaitu dengan membuat zona #AmanbersamaGojek.
"Fitur tersebut, verifikasi muka dan identitas driver, penyamaran nomor telepon, bagikan perjalanan, serta tombol darurat yang terhubung dengan Customer Care dan Tim Unit Darurat yang siaga 24/7 dan mengadopsi perspektif korban," katanya.
Mirza menambahkan, saat Covid-19 dulu banyak penumpang yang memilih perlindungan proteksi. "Jadi kita dapat masker, hand sanitizer, juga pembatas antara pengemudi dan penumpang dan banyak lagi sehingga penumpang merasa terlindungi. (diy/rd)