Kakek Harun, Jemaah Haji Tertua Tiba di Pamekasan , Disambuta  Isak Tangis Bahagia Keluarga

Kakek Harun terlihat bahagia penantiannya selama satu abad lebih untuk menunaikan ibadah haji sudah terlaksana.

Kakek Harun, Jemaah Haji Tertua Tiba di Pamekasan , Disambuta  Isak Tangis Bahagia Keluarga
Kakek Harun saat tiba di Kabupaten Pamekasan yang di sambut oleh keluarga dan cucunya.

Pamekasan, HB.net - Rombongan jemaah Kabupaten Pamekasan begitu tiba dan disambut hangat keluarga masing-masing.  Ribuan warga rela berlarian saat bus jemaah haji datang di Lapangan Pendopo Ronggosukowati, Kamis (6/7/2023).

Dalam momen penjemputan oleh pihak keluarga tersebut isak tangis  menyelimuti dan kebahagiaan yang sangat mendalam. Terlihat kakek Harun jamaah haji tertua se-Indonesia juga tampak terlihat bahagia saat melihat cucu-cucuk nya datang menghampiri dan mencium memeluk tubuhnya.

Kakek Harun terlihat bahagia penantiannya selama satu abad lebih untuk menunaikan ibadah haji sudah terlaksana. Meski sudah berusia 119 tahun dia sangat kuat berjalan tanpa menggunakan kursi roda atau alat bantu lainnya.

Cucuk kakek Harun, Ahmad Riski Suaidi menyampaikan kebahagiaannya karna kakeknya bisa menunaikan Ibadah haji dengan selamat dan tentunya berkat bantuan dari beberapa pihak terutama kepada Gubenur Jawa Timur.

"Alhamdulilah datang dengan kondisi yang sehat. Pihak keluarga senang sekali karna melihat kakek Harun sudah tercapai apa yang diinginkannya selama ini," katanya.

Ia juga menyampaikan, untuk menyambut kedatangan dari Kakek Harun pihak keluarga sudah mempersiapkan segala sesuatunya jauh-jauh hari sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia pihak keluarga atas kedatangan Harun.

 

Meninggal saat Mendarat

Jemaah haji asal Kabupaten Pamekasan meninggal dunia usai landing dari pesawat di Bandara Juanda atas nama Desuki umur 89 tahun, ia dinyatakan meninggal dunia usai di larikan ke rumah sakit RS Mitra Keluarga Pondok Candra, Kamis (6/7/2023).

"Saat landing, keluar dari pesawat, jamaah lemas, kemudian ditangani oleh tim KKP," katanya Nurul Ulum Ketua Kloter 5 Sub Surabaya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, stelah diperiksa GDA  hasilnya 45, tiba-tiba jamaah tidak respon dan henti jantung.  Segera dilakukan RJPO dan dirujuk ke RS Mitra Pondok Chandra dan  diberikan pertolongan sampai akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

"Ambulans jenazah disiapkan oleh Kemenag dan Pemkab Pamekasan untuk di makamkan di Pamekasan sesuai permintaan keluarga,"tuturnya. (err/ns)