KBI Jalankan Ekosistem Sistem Resi Gudang dari Hulu ke Hilir
Menteri BUMN Erick Thohir meminta BUMN ikut menyejahterakan masyarakat khususnya para petani, dengan membangun ekosistem dari hulu ke hilir untuk berbagai komoditas.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Menteri BUMN Erick Thohir meminta BUMN ikut menyejahterakan masyarakat khususnya para petani, dengan membangun ekosistem dari hulu ke hilir untuk berbagai komoditas. BUMN saat ini memegang sepertiga ekonomi Indonesia, dan diharapkan menjadi kapal induk untuk membangun keseimbangan ekonomi.
Menanggapi arahan Menteri BUMN tersebut, Direkrtur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI - Persero) Fajar Wibhiyadi mengatakan, saat ini pihaknya mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk menjadi Pusat Registrasi Resi Gudang.
Dalam peran ini, selama 15 tahun Sistem Resi Gudang berjalan pihaknya terus mengembangkan ekosistem ini, yang pada akhirnya untuk memberikan kesejahteraan kepada para petani. “Seperti kita tahu, harga komoditas akan cenderung mengalami penurunan pada saat panen. Dengan memanfaatkan Sistem Resi Gudang, petani dapat melakukan tunda jual sambil menunggu pergerakan harga,” katanya dalam siaran persnya, Senin (7/2).
Dalam hal membangun ekosistem di hilir, KBI juga terus mengajak lembaga pembiayaan untuk masuk membiayai resi gudang. Hal ini dikarenakan petani bisa menjadikan resi gudang yang dimiliki sebagai jaminan mendapatkan pembiayaan dari lembaga pembiayaan untuk kelangsungan usahanya.
“Selain itu, melalui anak usaha, yaitu PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia, KBI juga mengembangkan ekosistem resi gudang di hilir dengan melakukan kerja sama tentang repurchase order dengan berbagai pihak, serta menjalin kerja sama dengan para offtaker”, ungkap Fajar Wibhiyadi.
Sistem Resi Gudang sendiri merupakan kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan dan penyelesaian transaksi resi gudang. Sedangkan resi gudang, adalah dokumen bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang.
Komoditas yang dapat masuk ke Sistem Resi Gudang meliputi beras, gabah, jagung, kopi, kakao, karet, garam, lada, pala, ikan, bawang merah, rotan, kopra, teh, rumput laut, gambir, timah, gula putih kristal, kedelai, serta ayam karkas beku.
Terkait pemanfaatan Resi Gudang, Data PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menyebutkan, dari sisi jumlah registrasi sepanjang tahun 2021 resi gudang yang di registrasi mencapai 633. Jumlah ini naik 48 persen dibandingkan jumlah resi gudang yang diregistrasi tahun 2020, yaitu sebanyak 427.
“Saat ini kami memiliki aplikasi IS-Ware NextGen yang berbasis teknologi Blockchain dan Smart Contract, yang memberikan kemudahan dan keamanan bagi petani untuk melakukan registrasi,” pungkasnya.(rd)