Kelangkaan Solar di Jatim akibat Melebihi Kuota 10 Persen
Antrean truk-truk di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terus terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Antrean truk-truk di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terus terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur. Kelangkaan solar atau biosolar menjadi pemicunya. Bahkan, kendaraan-kendaraan seperti truk dan angkutan besar lainnya mendapatkan penjatahan pembelian di SPBU.
Penyebab kelangkaan solar ini adalah adanya kenaikan 10 persen dari kuota yang ditetapkan pemerintah. “Sampai dengan Februari 2022 ini penyaluran solar subsidi telah dipenuhi Pertamina hingga mengalami kenaikan sekitar 10 persen,” ungkap Executive General Manager Patra Niaga Jatimbalinus Deny Djukardi, Kamis (31/3).
Menurutnya, Pertamina dan pemerintah bersepakat untuk dilakukannya relaksasi penyaluran kuota. Khususnya untuk daerah dengan permintaan tinggi dan mengalami antrean. “Caranya dilakukan upaya normalisasi dengan penambahan pasokan solar subsidi sesuai permintaan (demand) di wilayah yang mengalami antrean,” imbuh Deny Djukardi.
Untuk wilayah Jatimbalinus, kuota solar bersubsidi yang ditetapkan pemerintah melalui Pertamina sebesar 2.490.339 KiloLiter (KL). Jumlah tersebut diupayakan tersalurkan kepada konsumen yang memang memiliki hak untuk menggunakan solar bersubsidi. Sedangkan untuk konsumsi solar di Jatim, rata-rata 173 ribu KL per bulan.
Konsumsi solar subsidi mencapai 93 persen dari total penjualan produk solar Pertamina. Sedangkan sisanya yang 7 persen adalah konsumsi solar nonsubsidi yang lebih berkualitas, seperti Dexlite dan Pertamina Dex.
Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) V Hiswana Migas Jatim Ismed Jauhar mengatakan, pihaknya akan mendukung upaya pemerintah daerah dan Pertamina untuk menyalurkan solar bersubsidi agar tepat sasaran.
“Mengingat adanya kuota, maka penyaluran solar bersubsidi akan kami upayakan tersalurkan secara tepat sasaran.Kami juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk bersama-sama mengawasi penyaluran solar bersubsidi tersebut,” ungkap Ismed.(mid/rd)