Kenaikan Tarif Air Minum Sumbang Inflasi 0,41 Persen

Kepala BPS Jember, Tri Erwandi menyampaikan, berdasarkan data, Jember kembali menduduki peringkat pertama inflasi se- Jawa Timur, dengan komoditas unik sebagai penyumbang terbesarnya.

Kenaikan Tarif Air Minum Sumbang Inflasi 0,41 Persen
Presentasi 10 komponen yang memiliki andil terbesar dalam inflasi di Jember.

Jember, HB.net - Badan Pusat Statistik (BPS) Jember merisi perkembangan indeks harga konsumen (IHK)/ inflasi Jember November 2022, Kamis (01/12/2022) di kantor BPS setempat.

Kepala BPS Jember, Tri Erwandi menyampaikan, berdasarkan data, Jember kembali menduduki peringkat pertama inflasi se- Jawa Timur, dengan komoditas unik sebagai penyumbang terbesarnya.

Jember menjadi Kabupaten dengan inflasi tertinggi, baik dihitung secara Month to Moth (MtM)/ Oktober ke November 2022, Year on Year (YoY)/ November 2021 ke November 2022, maupun Year to Date (YtD)/ Januari hingga November 2022.

"Untuk (IHK) bulanan (MtM), Jember inflasi sebesar 0,81 persen. Kalau dilihat dari tahun kalender (YtD) sebesar 6,79 persen. Sedangkan inflasi tahunan (YoY), Jember masih menyentuh angka 7, yakni 7,76 persen," ungkap Tri saat menyampaikan BRS IHK Jember November 2022, di kantornya.

Di balik angka IHK tersebut, tarif air minum PDAM Jember menyumbang andil terbesar inflasi bulanan sebesar 0,41 persen. Hal ini dijelaskan salah satu tim pengelola data BPS Jember, Meri. Hal tersebut ditangkap oleh para pengolah data bermula dari intruksi pihaknya di pusat, penangkapan fenomena kenaikan tarif air dari perusahaan air minum daerah secara nasional.

"Pas momennya dengan yang dilakukan di Jember (menaikkan tarif air). Sehingga kami konfirmasi juga ke pihak PDAM, meminta data tarif yang baru," jelasnya.

Direktur Umum Perumdam Jember, yang diwakili kepala SPI, Imron Cahyadi mengaku terkejut dengan BRS IHK Jember November 2022. Pihaknya mengaku selama 2 tahun tidak pernah menaikkan tarif air dan baru pertama kali menaikkan November ini.

Namun, dengan kenaikan tarif tersebut, pelanggannya akan mengubah perilaku menjadi sangat menghemat pemakaian air berlangganan. Sehingga tentu hal tersebut tidak cukup untuk memengaruhi inflasi daerah. Terlebih pelanggan perumdam hanya sebagian kecil masyarakat.

"Pelanggan kami sampai Desember ini masih 10,14 persen dari seluruh penduduk Jember," ungkapnya.

Sehingga angka inflasi pada November 2022 menjadi sebuah polemik. Terlebih Imron menambahkan bahwa konsumsi air Perumdam dalam pandangan masyarakat masih dianggap sebagai konsumsi kalangan menengah ke atas.

"Kami hanya menginput data rata-rata geometri dan menyesuaikan dengan tarif saja. Itu kami masukkan karena berkaitan dengan konsumsi masyarakat kelompok rumah tangga 1,2, dan 3," pungkas Meri dari pihak BPS Jember sebagai konfirmasi. (yud/bil/diy)