Kepala SKK Migas Jabanusa Nurwahidi: Industri Migas Hadapi Tantangan Transisi Energi
Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi mengatakan bahwa industri hulu migas akan menghadapi tantangan terkait transisi energi.
Kota Batu, HB.net -Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) menggelar Lokakarya Media dengan mengundang sejumlah media cetak, online, TV, dan radio yang ada di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi mengatakan bahwa industri hulu migas akan menghadapi tantangan terkait transisi energi. Di mana industri tersebut identik dengan produksi karbondioksida untuk diubah menjadi energi yang lebih bersih.
“Jadi, ini bukan sebagai ancaman bagi masyarakat sebetulnya, melainkan tantangan kita bersama,” ujar pria yang biasa isapa Pak Nur ini.
Ia menjelaskan bahwa tren produksi gas di wilayah Jabanusa mengalami peningkatan sangat signifikan yang berasal dari Lapangan JTB milik PT Pertamina EP Cepu dan Lapangan MDA-MBH milik Husky – CNOOC Madura Limited.
“Ini sangat membantu upaya pemenuhan kebutuhan gas di Jawa Timur yang selama dua tahun kebelakang belum bisa terpenuhi. Dari dua lapangan tersebut, akan ada tambahan sekitar 400 MMSCFD,” jelasnya.
Nurwahidi mengungakapkan, lokakarya media sangat penting digelar karena merupakan salah satu cara untuk menjalin komunikasi yang erat antara pelaku kegiatan hulu migas - SKK Migas – KKKS - dengan insan media di wilayah Jabanusa.
"SKK Migas berterima kasih kepada media atas dukungannya selama ini karena industri hulu migas perlu diketahui, dipahami, dan diapresiasi oleh masyarakat. Juga, besar harapan SKK Migas kepada media-media di wilayah Jabanusa untuk membantu menyebarkan informasi kepada industri-industri betapa pentingnya industri hulu migas,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa tidak hanya melalui kegiatan lokakarya media, kegiatan/program lain seperti Uji Kompetensi Wartawan (UKS), pemasangan advertorial media, media visit ke lapangan, juga berjalan dengan baik sehingga sinergitas antara SKK Migas Jabanusa - KKKS dengan media selalu terjaga.
Kepala Departemen Humas SKK Migas Jabanusa, Indra Zulkarnain menyampaikan bahwa SKK Migas sudah meraih sertifikat ISO 370001 terkait Sistem Manajemen Anti Penyuapan. Menurutnya, hal itu penting untuk memastikan proses bisnis di SKK Migas berjalan sesuai dengan aturan/prosedur/etika.
Indra juga mengatakan bahwa proyeksi kebutuhan energi secara global khususnya minyak dan gas akan mencapai puncaknya pada 2030. Indonesia sendiri memiliki target produksi minyak mentah sebesar satu juta barel minyak per hari (BOPD) dan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030.
“Untuk mencapai target tersebut, kita butuh invetasi sebesar USD187 miliar. Tidak hanya soal nilai investasi, tantangan dan kendala industri hulu migas lainnya juga tidak kalah besar terkait sinergi hulu-hilir, kepastian hukum, dan lainnya,” kata Indra.
Ia menambahkan bahwa adanya wacana zero emisi memicu perusahaan migas internasional untuk berinvestasi di bidang energi terbarukan. Industri hulu migas mendukung penuruan emisi karbon, salah satunya dengan melakukan penanaman pohon.
Turut hadir dalam lokakarya dan bertindak sebagai narasumber, yakni Pakar Komunikasi FISIP Unair Suko Widodo, dan Pemimpin Redaksi Times Indonesia/Kabid Anggota & Organisasi AMSI Nasional, Yatimul Ainun.
Dalam paparannya, Suko Widodo menyatakan bahwa kita tidak bisa untuk tidak berkomunikasi di zaman seperti sekarang ini. Semua sudah lebih terbuka, transparan, dan cepat.
Pakar Komunikasi FISIP Unair Suko Widodo saat diskusi.
“Orang berbicara tapi tidak berkomunikasi, orang saling berjumpa tapi tidak bertemu. Maka dari itu menjadi penting sebuah komunikasi, komunikasi yang akurat dan riil,” kata Suko.
Selain itu, dirinya juga menekankan bahwa SKK Migas harus menyadari bahwa lembaga ini menjadi salah satu andalan insan media sebagai sumber informasi/pemberitaan yang terpercaya.
“Untuk itu, SKK Migas harus selalu siap dan bahkan bisa menyediakan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat yang akan disampaikan oleh media,” tambah Suko.
Yatimul Ainun dalam penjelasannya mengatakan bahwa media digital yang sudah banyak saat ini, sebenarnya merupakan bentuk apresiasi dari cepatnya perubahan format informasi dari sebelumnya yang konvensional ke digital.
“Merespon perubahan jurnalisme/informasi/pemberitaan tidak mudah, diperlukan kolaborasi semua pihak yang terkait antara masyarakat, platform, dan pemerintah agar tercipta jurnalisme yang lebih baik dan etis,” ujar Ainun. (ari/ns)