Ketua Tim Pemenangan Nyatakan Paslon Lindra-Joko Unggul dalam Debat Perdana Pilkada Tuban

Ketua Tim Pemenangan Nyatakan Paslon Lindra-Joko Unggul dalam Debat Perdana Pilkada Tuban
Momentum debat publik Pilkada Tuban 2024 yang digelar KPU Kabupaten Tuban

Tuban, HB.net - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tuban telah sukses menyelenggarakan debat publik perdana terhadap Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati di Grand Javanilla, pada Minggu (20/10/2024) malam.

Dalam debat itu telah mengusung tema "Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Memajukan Daerah,". Pada debat ini diikuti oleh dua pasangan calon: Riyadi-Wafi Abdul Rosyid (Paslon nomor urut satu) dan Aditya Halindra Faridzky-Joko Sarwono (Paslon nomor urut dua) yang didampingi partai pengusung masing-masing.

"Debat ini penting agar masyarakat lebih mengenal visi-misi para calon sebelum menentukan pilihan di Pilkada pada 27 November 2024 mendatang," kata Ketua KPU Tuban, Zakiyatul Munawaroh.

Kata dia, pada debat ini telah menghadirkan lima Panelis diantaranya dari bidang akademis maupun profesional. Yaitu Kepala BPJS Watch Jatim Arif Supriyono, Kepala Pusat Karir UIN Malang Muhammad Hambali, Dewan Kebudayaan Gresik Nur Faqih. Selanjutnya, Dosen Fakultas Teknik Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya, Jarotd Hermansyah, Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Ibnu Sang Widodo.

"Ada 5 panelis," ungkap Zakiyah sapaan akrabnya.

Disisi lain, acara debat berlangsung dengan lancar dan masing-masing paslon telah menyampaikan visi misi. Namun, dalam debat tersebut menurut Ketua TIM Pemenangan Paslon Lindra-Joko, bahwa paslonnya lebih unggul dibanding lawannya yaitu Paslon Riyadi-Wafi.

"Menurut kami paslon Mas Lindra dan Pak Joko yang lebih unggul. Dan Alhamdulillah Calon Bupati dan Wakil Bupati kami bisa menjawab dengan detail pertanyaan dari panelis maupun dari Paslon 01," terang Ketua Tim Pemenangan Paslon Lindra-Joko, Suratmin pada wartawan, Senin (21/10/2024).

Ratmin sapaan akrabnya menegaskan, setelah melihat serangkaian debat, masyarakat Tuban pasti lebih cerdas bisa memilih pemimpin yang jauh lebih baik. Tentu dengan pengetahuan, pemahaman serta pengalaman, maka sesuai harapan bersama masyarakat akan lebih sejahtera.

Selanjutnya, melihat sosok paslon 02 ini merupakan seorang birokrat tentu dengan debat yang akan datang pasti juga lebih unggul. Meskipun debat yang akan datang akan berbeda tema, tetapi hal itu tidak menjadi persoalan. Karena materi debat yang disiapkan panelis pasti sudah dilakukan dan dibuktikan selama memimpin Kabupaten Tuban.

"Kami juga menegaskan, bahwa tadi paslon 01 menyampaikan di Kecamatan Kerek angka stunting sekitar 50 persen. Lah itu data dari mana? Dan itu jelas ngawur serta menyesatkan. Padahal faktanya hingga akhir Agustus 2024 angkat stunting di Kecamatan Kerek hanya sekitar 10,86 persen," bebernya.

Sebelumnya disela-sela debat, Paslon Riyadi-Wafi menyampaikan, penting baginya untuk melakukan perbaikan data dan memastikan kader posyandu cakap dalam mengoperasikan alat timbang, alat ukur agar indikator stunting sesuai dengan standart dari Kementerian Kesehatan.

"Termasuk pencegahan terjadinya pernikahan dini dan tekanan psikis. Oleh karena itu, perlu adanya beasiswa gratis untuk jenjang SMA agar anak muda tidak buru-buru menikah," ucap Riyadi Cabup nomor urut 1.

Meski disebut sebagai ketua penurunan stunting, Riyadi mengaku hingga saat ini masih belum mendapatkan SK. Bahkan minim melakukan koordinasi terkait masalah stunting di Kabupaten Tuban.

"Jujur saya tidak pernah dilibatkan, lalu bagaimana kami harus mencapai penurunan stunting? Kolaborasi memang harus benar-benar diterapkan," ujarnya.

Saat proses debat berlangsung, Riyadi juga sempat menyinggung soal anggaran dana stunting yang diduga digunakan untuk mencetak baliho.

Hal itu langsung ditanggapi oleh Calon Bupati Tuban nomor urut dua Aditya Halindra Faridzky mengatakan, jika tahun 2021 lalu angka stunting mencapai angka 26 persen, dan saat ini angka stunting di Tuban mencapai 17,1 persen.

"Sudah ada screening kesehatan untuk mencegah stunting, misalnya ditemukan anemia maka remaja putri akan diberikan tablet penambah darah, kalau terindikasi stunting, akan diberikan penambah gizi. Apalagi permintaan dispensasi menikah juga telah menurun," ucap Lindra.Menanggapi soal dugaan anggaran dana stunting untuk cetak baliho, Lindra mengaku jika pembuatan baliho menjadi salah-satu cara untuk sosialisasi progam. "Seharusnya tidak ada masalah kalau memang tujuannya untuk sosialisasi," pungkasnya. (wan/ns)